Marry the right person. I'm serious about that. It will make more difference in your life. It will change your aspirations, all kinds of things." - Warren Buffet.
Banyak orang menjadi miskin setelah menikah karena memaksakan kemampuan sebelum waktunya, baik keuangan maupun mentalitas. Menikah adalah momen sakral yang seharusnya menjadi awal perjalanan untuk bahagia bersama, namun tidak semua pasangan berakhir demikian.
Memaksakan pernikahan saat belum siap hanya membawa jebakan baru karena keputusan yang kurang bijak.Â
Keuangan yang belum stabil, hidup yang masih mengandalkan bantuan orang lain, emosi kekanakan, dapat memicu satu demi satu masalah timbul, tidak hanya menyebabkan kemiskinan namun juga perceraian.
Ada pula pasangan yang terlalu fokus pada 'pesta' tanpa memikirkan bagaimana kondisi setelah pesta pernikahan, bagaimana kondisi keuangan, apakah tabungan memadai untuk kebutuhan rumah tangga, situasi darurat, dan kondisi lainnya.
Tentunya, kita sering mendengar cerita banyaknya pernikahan yang diawali dengan 'utang resepsi', bukan? Ya, untuk menggelar resepsi pernikahan, banyak pasangan yang menggunakan utang guna menggelar acara besar-besaran.
Entah karena gengsi atau tuntutan keluarga, menggunakan utang sebagai modal pernikahan sering menjadi awal mula cerita kemiskinan terjadi. Padahal, menikah sederhana, yang dihadiri oleh orang terdekat tak beda khidmatnya dengan pernikahan 'gedongan'.
Salah menempatkan prioritas akan menghasilkan keputusan yang kurang bijak.Â
Pahami bahwa kedamaian, kesiapan, kerukunan, kasih sayang, tanggung jawab, komitmen, menjadi prioritas penting dalam pernikahan, namun yang tak kalah penting adalah memastikan menjadi dan memilih pasangan yang tepat sebelum pernikahan terjadi.
Dan kali ini, kita akan membahas solusi dari masalah keuangan agar tak terjebak utang saat mempersiapkan pernikahan, ya konsep intimate wedding. Apa itu intimate wedding dan apa saja yang perlu dipersiapkan?
Baca juga:Â Kapan Usia Ideal untuk Menikah? Kaum Single Harus Tahu!