Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Writer and Long Life Learner

Concern about Self Development and Poverty. Welcome to My Universe! From science to digital marketer. I believe that humans do what they think, and think what they believe, let's start changing our thoughts through sentences.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umur 30+ Belum Menikah, Tidak Apa-Apa Kan?

11 November 2024   07:22 Diperbarui: 11 November 2024   08:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat menjadi topik viral di thread perihal "Sudah umur 30+ tapi belum menikah, gak papa kan?" Banyak respon yang diberikan mulai dari pro dan kontra, namun ada pergeseran yang terjadi hari ini bahwa banyak pemuda dan pemudi yang menunda pernikahan dengan berbagai alasan.

Dulu ada istilah 'perjaka tua atau perawan tua', untuk seseorang yang berusia 25+ belum menikah, kerap kali menimbulkan tekanan sosial dan perasaan tidak nyaman. Lantas, apakah masih relevan istilah tersebut di jaman modern saat ini?

Norma Sosial Tentang Seseorang yang Belum Menikah di Usia 30+

Di banyak budaya, pernikahan dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Norma sosial yang kuat membentuk ekspektasi bahwa seseorang sebaiknya menikah di usia 20-an. Ketika seseorang mencapai usia 30+ dan belum menikah, tidak jarang muncul pertanyaan dari keluarga, teman, bahkan rekan kerja.

"Kapan Nikah?"

Pertanyaan yang seringkali muncul saat acara keluarga, seolah tak banyak obrolan lain yang lebih membangun, pertanyaan ini menjadi langganan untuk dipertanyakan bahkan saat sudah lama tak berjumpa.

Banyak masyarakat masih berpegang pada pandangan tradisional yang menganggap bahwa pernikahan adalah fase yang harus dicapai sebelum usia tertentu. Disisi lain, tak banyak orang tua yang memahami bahwa menikah atau tidak adalah pilihan dari anak bukan bagian dari tanggung jawab orang tua untuk memastikan anak-anak mereka menikah dan membangun keluarga.

Sebagai seorang anak, menjadi tekanan tersendiri saat orang tua mempertanyakan "Kapan Nikah?" dibanding saat rekan kerja, teman, atau orang asing yang bertanya. Dari sini, tentu dibutuhkan pikiran yang progresif untuk setiap orang tua agar memahami bahwa menikah adalah salah satu pilihan dari banyaknya pilihan yang tersedia dalam hidup.

Tak banyak orang tua memahami bahwa tekanan yang ditimbulkan dari pertanyaan tersebut untuk seorang anak bisa berakibat fatal, saat sang anak memutuskan untuk memilih pasangan dengan serampangan supaya cepat menikah.

Baca juga: Kapan Usia Ideal untuk Menikah? Kaum Single Harus Tahu!

Kenapa Wajar Belum Menikah Saat Usia 30+

Menikah adalah pilihan individu, pastikan Anda menikah dengan orang yang tepat.

Dunia perlahan berubah. Di kota-kota besar dan komunitas modern, semakin banyak orang yang memilih untuk menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali. Perubahan ini didorong oleh nilai-nilai baru tentang kemandirian, pencapaian karier, dan kebahagiaan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun