"Tidak seorang pun tahu cara pasti membesarkan anak dengan baik, ini adalah proses belajar seumur hidup."
Dari perkembangan kasus Ronald Tannur, saya belajar bahwa tidak semua orang perlu menjadi orang tua. Ibu MW diduga melakukan suap lewat pengacara LR yang menangani kasus Ronald Tannur untuk mendapatkan vonis bebas, dikutip dari detiknews.
Fenomena ini menjadi salah satu contoh bahwa tidak mudah untuk menjadi orang tua. Secara finansial, tentu MW memiliki capital yang lebih dari cukup untuk memberikan apapun kepada sang buah hati, termasuk kebebasan dari jerat hukum atas tindak kejahatan yang dilakukan.
Menjadi orang tua adalah salah satu peran kehidupan yang paling signifikan dan penuh tantangan. Tidak ada teori yang pasti untuk menjadi orang tua yang baik harus seperti apa, sehingga penting bagi setiap orang yang memutuskan untuk menjadi orang tua menyadari bahwa itu bukanlah sebuah keputusan yang bisa diambil secara sembarangan.
Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan, tidak hanya secara mental dan emosional, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. Meskipun memiliki anak bisa menjadi pengalaman yang luar biasa, tidak semua orang merasa bahwa mereka harus menjadi orang tua. Mari kita perdalam lebih lagi.
Baca juga:Â Think and Grow Rich, Review Buku Dahsyatnya Kekuatan Pikiran
Kenapa Menjadi Orang Tua Itu Tidak Mudah?
Emosi yang matang adalah kunci untuk kehidupan yang stabil.
Apakah Anda benar-benar menginginkan menjadi orang tua? Pertanyaan ini menjadi pembuka yang perlu Anda jawab dengan jujur. Menjadi orang tua adalah salah satu tugas yang paling kompleks untuk dijalani oleh seorang individu. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap kebutuhan fisik, seperti sandang, pangan, dan papan, namun juga kebutuhan emosional dan psikologis.
Banyak orang berpikir bahwa dengan mencukupi kebutuhan fisik, mereka sudah layak untuk melahirkan seorang individu ke dunia, nyatanya dari kasus di atas kita melihat bahwa kegagalan orang tua mendidik anak berdampak besar merugikan orang lain.
Tidak ada kata pensiun dalam menjadi orang tua, bahkan saat anak Anda tumbuh dewasa. Peran orang tua untuk hadir di setiap fase dengan tantangan dan perlakuan yang berbeda, tentu menjadi alasan bagi orang tua untuk terus belajar menyesuaikan diri, khususnya dalam memberikan keteladanan hidup atau value dalam menjalani kehidupan.
Dibutuhkan komitmen yang besar, dalam memberikan perhatian, pendidikan, waktu, Â dan terpenting adalah keteladanan hidup. Namun, Anda juga perlu mengatur waktu dengan pekerjaan, rumah tangga, dan kehidupan pribadi Anda, yang bisa saja menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Dan dalam hal ini Anda memiliki waktu dan energi yang terbatas.
Memang faktor uang juga berperan penting karena uang akan memberikan Anda banyak opsi untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, mendukung skill atau bakat sehingga anak Anda menjadi individu yang mandiri, bertalenta, dan bermanfaat dalam kehidupannya kelak.
Namun, dibalik keputusan Anda menginginkan menjadi orang tua, apa alasan di belakangnya?Â
Baca juga: 'Home Sweet Loan', Kisah Sandwich Generation Tak Seenak Roti Sandwich
Apa alasan menjadi orang tua?
Banyak orang yang memutuskan untuk menjadi orang tua sekalipun tantangan yang dihadapi tidak mudah. Mengetahui alasan sebenarnya kenapa Anda ingin menjadi orang tua adalah hal penting agar keputusan Anda tidak menjadi perangkap bagi manusia yang akan Anda hadirkan di dunia.
Kenapa perangkap? Banyak dari mereka yang memutuskan memiliki anak karena ingin memenuhi citra masyarakat, bahwa setiap orang yang menikah harus memiliki seorang anak, kehidupan rumah tangga tidak akan lengkap tanpa hadirnya buah hati.
Tidak hanya itu, ingin membesarkan anak supaya memenuhi impian atau upaya untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh orang tua ketika masih muda, bahkan Anda merajut hidup buah hati seperti untuk diri sendiri, seperti yang Anda mau, dengan alasan ingin memberikan yang terbaik berdasarkan pengalaman Anda.
Alasan ini sering saya dengar dengan kalimat. "Saya tidak ingin menjadi orang tua seperti orang tua saya", namun kemungkinan yang harus Anda sadari adalah Anda mungkin bisa berakhir dan melakukan hal yang sama seperti orang tua Anda lakukan.
Mengetahui dan mendefinisikan alasan sebenarnya Anda ingin melahirkan manusia di dunia, akan menjadi direction, bagaimana Anda memperlakukan anak Anda. Saya suka dengan  pesan dari Ali Bin Abu Thalib,
Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu.
Hal ini relevan menurut saya, karena setiap masa selalu ada orangnya, dan setiap orang memiliki masanya. Lantas, apa definisi menjadi orang tua menurut Anda?
Baca juga: Kapan Usia Ideal untuk Menikah? Kaum Single Harus Tahu!
Menjadi orang tua yang baik itu....
"Beberapa orang lebih baik tidak menjadi orang tua."
Setiap manusia memiliki pilihan, termasuk menjadi orang tua. Maka, definisikan apa itu orang tua menurut  Anda dan pasangan. Agar definisi Anda tepat, usahakan menyediakan waktu untuk belajar terkait parenting. Memang benar tidak ada ilmu pasti untuk menjadi orang tua, namun Anda perlu belajar tentang psikologi anak, perkembangan anak, sekaligus belajar tentang diri sendiri.
Kesiapan mental dan emosional sangat penting, sehingga Anda perlu merasa cukup stabil secara psikologis dan siap untuk menghadapi tantangan yang datang dengan membesarkan anak, termasuk siap menghadapi frustasi, kelelahan, dan kadang-kadang, kegagalan dalam menjalani peran ini.
Saat kondisi yang berat ini datang, saling menguatkan diri dengan pasangan akan membantu untuk menghadapi hari-hari yang melelahkan. Maka, pastikan Anda menikah dengan orang yang tepat, itu adalah filter utama dan terpenting untuk menjadi orang tua.
"Anda bisa memilih siapa yang Anda nikahi, namun anak Anda tidak bisa memilih ayah atau ibunya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H