Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Writer and Long Life Learner

Concern about Self Development and Poverty. Welcome to My Universe! From science to digital marketer. I believe that humans do what they think, and think what they believe, let's start changing our thoughts through sentences.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Hemat Pangkal Kaya, Masa Iya?

8 Oktober 2024   16:42 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peribahasa hemat pangkal kaya dipercayai menjadi cara untuk mencapai kekayaan, apakah hal ini relevan jika dihadapkan kondisi saat ini? Banyak orang berpendapat bahwa dengan mengurangi pengeluaran, mereka dapat menabung lebih banyak untuk membangun kekayaan. Sayangnya, hemat saja tidak selalu cukup untuk membuat seseorang kaya. 

Hemat saja tidak membuat kaya apalagi dengan peningkatan inflasi dan kenaikan gaji yang tidak sesuai. Namun, sekalipun tidak menjadikan kaya, berhemat akan membantu seseorang untuk bertahan hidup. Berikut alasan kenapa untuk menjadi kaya, hemat saja tidak cukup.

1. Pendapatan yang Terbatas

Hemat mungkin membantu Anda dalam mengelola pengeluaran, tetapi jika pendapatan seseorang sudah terbatas, mengurangi pengeluaran tidak akan banyak berpengaruh. Tanpa adanya peningkatan pendapatan, seperti melalui promosi di tempat kerja, investasi, atau usaha sampingan, seseorang mungkin tetap terjebak dalam kondisi keuangan yang stagnan.

2. Kurangnya Investasi yang Bijak

Hemat tanpa diimbangi dengan investasi yang bijak tidak akan menghasilkan pertumbuhan kekayaan. Uang yang disimpan tanpa diinvestasikan cenderung tidak berkembang, umumnya mentalitas hemat cenderung memilih investasi yang tidak berisiko, seperti tabungan.

Memilih untuk berinvestasi dalam saham, real estate, atau instrumen keuangan lainnya dapat memberikan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi daripada sekadar menabung.

Baca juga: Money Habits: Obrolan Wajib Sebelum Menikah, Kenapa?

3. Kesempatan yang Hilang

Terlalu fokus pada penghematan bisa menyebabkan seseorang melewatkan kesempatan berharga. Misalnya, berinvestasi pada diri sendiri melalui pendidikan atau pelatihan yang dapat membuka pintu untuk karier yang lebih baik dan pendapatan yang lebih tinggi.

Sering kali, mengeluarkan uang untuk meningkatkan diri adalah investasi yang jauh lebih berharga daripada hanya berhemat. Selain itu, berelasi dengan lingkungan yang positif untuk menunjang tujuan jangka panjang Anda juga akan hilang jika menerapkan konsep berhemat.

4. Psikologi dan Mindset

Mindset juga berperan penting dalam mencapai kekayaan. Seseorang yang terlalu fokus pada penghematan mungkin mengembangkan pola pikir yang membatasi diri sehingga membuat seseorang terjebak dalam kebiasaan berhemat sehingga tidak berani mengambil risiko yang diperlukan untuk meraih peluang baru. Sementara orang yang berpikir secara lebih terbuka terhadap investasi dan peluang cenderung lebih berhasil.

5. Inflasi dan Nilai Uang

Uang yang disimpan di rekening tabungan sering kali tidak mampu mengimbangi laju inflasi. Nilai uang bisa berkurang seiring waktu, sehingga tabungan yang terkumpul tidak lagi memiliki daya beli yang sama di masa depan. Investasi yang menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari inflasi adalah langkah yang lebih bijak untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun