Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Lainnya - Writer and Long Life Learner

Concern about Self Development and Poverty. Welcome to My Universe! Lulusan S2 UNAIR yang meninggalkan dunia science dan menjadi seorang digital marketer di industri keuangan. Ketertarikan pada dunia keuangan dan pengembangan diri menjadikan saya, perempuan, yang lahir dari orang tua lulusan SMP, ingin berbagi sudut pandang bagaimana menjadi manusia yang hidup dan bertumbuh melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apa itu Passion dan Salah Kaprah dalam Mengejar Karir

29 September 2024   18:00 Diperbarui: 29 September 2024   18:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Follow your passion", pernah dengar kalimat ini? Sering terdengar di kalangan anak muda yang mengejar mimpi, termasuk dalam hal karir atau pekerjaan. Apa itu passion? Seringkali diartikan dengan perasaan antusias yang luar biasa, namun jika merujuk bahasa asli dari 'passion' itu sendiri, kita akan menemui banyak salah kaprah terjadi dari penggunaan kata 'passion' dalam mengejar karir impian.

Mengejar Passion, Harus Siap Menderita. Maukah?

Kata 'passion' secara etimologi berasal dari bahasa latin 'passio' yang berarti suffering atau menderita. Jadi, jika mengikuti kalimat 'follow your passion', tentunya perlu mempertanyakan kembali, apakah mau menderita untuk mengejar mimpi atau karir impian yang selama ini menjadi idaman?

Banyak orang mengartikan 'passion' adalah sesuatu yang membuat bergairah atau bersemangat, pengertian ini kurang utuh karena saat kita passionate terhadap sesuatu, kita akan ditantang untuk mau menderita atau tidak, jadi tidak hanya menumbuhkan rasa semangat namun kita harus siap menderita untuk mimpi dan karir impian.'

Tidak semua orang mau menderita, tentu, tidak semua orang mau tidur lebih pendek untuk mengalokasikan waktu upgrade skill yang menunjang karirnya, mengurangi scroll tiktok untuk membaca update kondisi finansial setiap hari, bangun pagi untuk berolahraga rutin supaya tetap sehat, berhenti merokok untuk mengalokasikan uangnya mengikuti komunitas positif, dan lainnya. Nyatanya, 'follow your passion' tidak untuk semua orang.

Baca juga: 'Home Sweet Loan', Kisah Sandwich Generation Tak Seenak Roti Sandwich

Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish

Siapa yang tak tahu salah satu quotes dari Steve Jobs, pendiri Apple yang tidak memiliki gelar sarjana. Banyak sekali generasi muda yang mengambil kisah hidup Steve Jobs hanya sepotong dengan klaim tidak harus memiliki pendidikan tinggi untuk menjadi sukses. Benar, namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita memiliki resource yang sama seperti Steve Jobs?

Jika membaca biografi Steve Jobs dari laman biography.com, kita akan mengerti bahwa selain lahir dengan kecerdasan, Steve Jobs memiliki curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi selain itu tentunya latar belakang keluarga yang membuat Steve tidak perlu pusing memikirkan kebutuhan primer seperti besok makan apa. Hal ini yang kurang dimengerti bagi mereka yang meyakini bahwa pendidikan tidak penting.

Khususnya di Indonesia yang masih memiliki sistem seleksi pekerja dengan melihat background pendidikan, tentunya pendidikan adalah instrumen yang penting khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Lantas, apakah pendidikan saja cukup? Sayangnya tidak.

'Stay Hungry, Stay Foolish', bukan hanya quote untuk para pengusaha muda agar terus berinovasi dan tidak puas diri terhadap kesuksesan masa kini, tapi juga untuk saya dan pembaca agar tetap memiliki rasa lapar untuk belajar, bekerja, dan berpikir lebih keras lagi sekalipun harus mengorbankan kenyamanan, itu adalah passion.

Baca juga: Money Habits: Obrolan Wajib Sebelum Menikah, Kenapa?

Bagaimana Mengenali Passion Diri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun