Menjadi pembunuh nomor satu pada wanita, nyatanya banyak wanita yang belum menyadari pentingnya deteksi dini kanker payudara. Bahkan kanker payudara menjadi kanker dengan angka prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu 19,2%.
Berdasarkan World Cancer Research Fund International, Indonesia masuk 10 besar negara dengan jumlah kematian akibat kanker payudara tertinggi di tahun 2022 [1]. Selain itu, selama tiga puluh tahun terakhir dari 1992 hingga 2022, menunjukkan bahwa belum ada penurunan yang signifikan terkait keterlambatan deteksi dini dimana 68-73% pasien kanker payudara baru mendapatkan pelayanan kesehatan pada stadium lanjut [2].
Kampanye SADARI, metode pemeriksaan mandiri yang dilakukan dengan meraba payudara dengan menggunakan tangan, sudah familiar di telinga masyarakat Indonesia. Namun pertanyaan lanjutan, apakah pemeriksaan ini cukup sebagai deteksi dini? Di artikel ini, saya akan membahas pengalaman pribadi melakukan deteksi dini kanker payudara menggunakan USG Mammae.
Setiap Wanita Perlu Melakukan USG Mammae
USG Mammae adalah salah satu deteksi dini untuk memeriksa apakah ada kista atau tumor di payudara. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi atau ultrasonik untuk mendeteksi adanya bentuk atau kelainan di payudara.
Tidak ada persiapan khusus dalam melakukan USG Mammae, saya hanya perlu datang ke rumah sakit yang dituju dengan biaya berkisar 500 ribu sampai 1 juta. Angka yang terbilang sangat terjangkau untuk saya yang tinggal di Jakarta. Namun, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan menggunakan fasilitas BPJS dengan meminta rujukan ke faskes lanjutan ke dokter spesialis penyakit dalam (SpPD).
Kenapa saya perlu dilakukan USG Mammae? Memastikan bahwa saya benar-benar sehat adalah tanggungjawab saya. Banyak orang yang saya temui secara finansial cukup untuk melakukan pemeriksaan dini namun enggan untuk melakukannya karena alasan 'Takut', ya takut untuk menghadapi realita jika terdeteksi ada penyakit atau kelainan di tubuh mereka.
Pikiran tersebut harus saya patahkan terlebih dahulu, bahwa dengan mengetahui secara real atau nyata terkait kondisi kesehatan saya, saya bisa melakukan treatment atau gaya hidup yang mendukung untuk hidup lebih lama dan berkualitas. Semua orang tentu ingin panjang umur, namun saya juga ingin hidup berkualitas. Itulah yang menjadi alasan kuat saya untuk melakukan deteksi dini kanker payudara menggunakan USG Mammae.
Dengan hasil yang memuaskan dalam empat tahun ini sekaligus didukung dengan kemudahan akses baik dari segi dana dan fasilitas rumah sakit, tentu saja saya akan mengikuti saran dari dokter untuk melakukan pemeriksaan ini minimal dua tahun sekali. Lantas, siapa yang wajib melakukan pemeriksaan ini?
Dilansir dari website Siloam Hospitals, wanita dengan risiko kanker payudara disarankan untuk melakukan SADARI. Namun bagi saya, tidak ada salahnya jika melakukan pemeriksaan dengan USG Mammae juga.
1. Mengalami menstruasi pertama kali di bawah usia 12 tahun.