Sedangkan, studi Asian Development Bank (ADB) di Mei 2024, merilis bahwa angka ketergantungan hidup lansia di Indonesia mencapai 50%. Melihat data terbaru maka 50% dari penduduk Indonesia menjadi generasi "sandwich".
Menjadi generasi "sandwich" tentu tidak mudah, seringkali suara mereka tak terdengar karena setiap hari harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan orang tua, diri sendiri, anak, atau anggota keluarga lainnya. Perlu upaya dari diri sendiri dan dukungan pemerintah untuk mengatasi kondisi ini. Apalagi jika pemerintah memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai Indonesia Emas di 2045, mungkinkah?
Siapa yang tak ingin memiliki kondisi finansial yang mapan, dana pensiun yang cukup, dan menjalani hari-hari dengan dana darurat yang terjaga?
Tentu, semua orang ingin memiliki kondisi demikian. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesempatan tersebut saat ini.
Tidak hanya mengalami tantangan secara finansial, namun generasi ini cenderung rentan mengalami gangguan kesehatan mental, seperti cemas, depresi, kelelahan emosional atau burnout, karena beban tanggung jawab ganda yang harus dipikul setiap harinya.
Lantas, apakah ada jalan keluar untuk mengatasi kondisi ini?
Pinjol, Jerat Masalah atau Dewa Penolong?
Di tahun 2025, BPS memproyeksikan 67,90 juta penduduk Indonesia akan memasuki usia produktif antara usia 15 - 64 tahun, yang hampir setara dengan seperempat total penduduk yang bertanggungjawab terhadap usia non produktif 0 - 14 tahun dan di atas 65 tahun.Â
Dengan range usia tersebut, gen Z menjadi salah satu generasi yang menyokong usia produktif. Kondisi ketidakpastian ekonomi, PHK, pergeseran ke Artificial Intelligence (AI), kemudahan komparasi kehidupan di media sosial, dan tingginya biaya bahkan gaya hidup, menjadi salah satu faktor pinjol atau pinjaman online diminati oleh masyarakat.
Data OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyebutkan hingga Maret 2024, terdapat 9.18 juta rekening pinjol dari kelompok usia 19 - 34 tahun dengan total pinjaman 28,8 T, sedangkan untuk usia kurang dari 19 tahun mencapai 211 miliar.
Melihat realitas tersebut tentu besar kemungkinan Indonesia akan dipenuhi oleh generasi "sandwich" di tahun 2045 yang dapat mengganggu visi Indonesia Emas 2045. Apa yang menyebabkan tingginya angka pinjaman online orang Indonesia?
Mengatur Keuangan itu Perlu Diusahakan, Namun Berpenghasilan Cukup itu Harus
Ada banyak faktor kenapa penduduk Indonesia sulit untuk keluar dari kondisi 'sandwich generation", selain ketidaksiapan finansial saat masa pensiun, kurangnya literasi keuangan, dan rendahnya penghasilan untuk memiliki tabungan yang cukup saat pensiun.