. Empati untuk perasaan orang lain
Pada usia dua hingga tiga tahun, anak-anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perspektif dan perasaan yang berbeda. Mereka mulai menunjukkan respons empatik yang lebih sesuai dengan kebutuhan orang lain. Misalnya, seorang anak mungkin memeluk temannya yang menangis untuk memberikan kenyamanan.
.Empati Berbasis Perspektif (Empathy for Another's Life Condition)
Tahap ini muncul pada akhir masa kanak-kanak hingga dewasa. Pada tahap ini, individu tidak hanya memahami emosi orang lain dalam situasi tertentu tetapi juga mampu melihat bagaimana kondisi hidup seseorang memengaruhi perasaannya secara keseluruhan. Empati pada tahap ini lebih kompleks dan melibatkan kemampuan berpikir abstrak, seperti memahami ketidakadilan sosial atau penderitaan kelompok tertentu.
3.Faktor-Faktor yang Memengaruhi Empati
Hoffman menjelaskan bahwa perkembangan empati dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, antara lain:
a. Faktor Biologis
Empati memiliki dasar biologis yang terkait dengan fungsi otak, terutama di area seperti amigdala dan korteks prefrontal. Kemampuan untuk merespons emosi orang lain juga dipengaruhi oleh hormon, seperti oksitosin, yang terkait dengan ikatan sosial.
b. Pengasuhan Orang Tua
Orang tua memainkan peran penting dalam mengembangkan empati anak. Pola asuh yang hangat, responsif, dan penuh kasih sayang membantu anak belajar memahami dan menghargai perasaan orang lain. Sebaliknya, pola asuh yang keras atau tidak responsif dapat menghambat perkembangan empati.
d. Budaya dan Nilai-Nilai Sosial