Mohon tunggu...
Wiwik Angraeni
Wiwik Angraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Wiwik dia angraeni Semangat belajad

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor yang mempengaruhi sosial emosional

17 Januari 2025   15:16 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Determinanan faktor yang mempengaruhi perkembangan teori emosional meliputi berbagai aspek yang berasal dari pendekatan ilmiah, sosial, dan filosofis. Berikut adalah penjelasannya:

1. Kemajuan Ilmu Psikologi dan Neurologi:

Perkembangan teknologi dalam studi otak, seperti pemindaian MRI dan fMRI, memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana emosi diproses dalam otak.

Penelitian pada sistem limbik, terutama amigdala dan hipotalamus, berkontribusi pada teori emosi berbasis fisiologis.

2. Pendekatan Filosofis dan Konseptual:

Filosofi kuno seperti Stoikisme dan Aristotelianisme yang membahas hubungan antara pikiran dan perasaan menjadi dasar awal teori emosional.

Konsep tentang dualisme pikiran dan tubuh oleh Descartes mempengaruhi pemikiran awal tentang emosi sebagai fenomena mental yang terpisah dari tubuh.

3. Pengaruh Sosial dan Budaya:

Variasi budaya dalam mengekspresikan dan memahami emosi mendorong pengembangan teori yang lebih kontekstual dan lintas budaya.

Teori seperti konstruktivisme sosial menyatakan bahwa emosi dipengaruhi oleh norma dan nilai budaya tertentu.

4. Pendekatan Evolusi dan Biologis:

Teori Darwin tentang emosi dalam bukunya The Expression of the Emotions in Man and Animals menekankan bahwa emosi memiliki dasar evolusi dan adaptif.

Pendekatan ini berkontribusi pada teori emosional seperti teori James-Lange yang menghubungkan respon fisiologis dengan pengalaman emosi.

5. Eksperimen dan penelitian Empiris 

Eksperimen klasik seperti Schachter-Singer (Two-Factor Theory) yang menguji hubungan antara arousal fisiologis dan interpretasi kognitif dalam menghasilkan emosi.

Studi tentang ekspresi wajah oleh Paul Ekman yang mengidentifikasi emosi universal yang diakui secara global.

6. Kemajuan dalam psikologis kognitif :

Richard Lazarus menunjukkan bahwa emosi muncul sebagai hasil dari evaluasi kognitif terhadap suatu situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun