Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional
Wiwi Hartati, S.Pd
SDN Bukit Duri 05
CGP Jakarta Selatan-Angkatan 7
               Â
Bismillahirohmannirrohim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Bapak Ibu guru hebat, Salam sehat dan bahagia
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya menuliskan refleksi diri terkait dengan pembelajaran modul 2.2 program pendidikan guru penggerak angkatan 7 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Pembaca yang berbahagia, menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang calon guru penggerak.
Adapun model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menggunakan Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) antara lain :
1. Facts (Peristiwa)
Pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai dari diri, kami diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami mengahadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Seperti kasus Pak Eling dimana setiap kasus mengharuskan kita menelaah apa sajayang bisa diambil keputusan secara social dan emosional. Â Selain itu juga diselingin dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari.
Pada Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:
- memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)
- menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)
- merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
- membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2023, Ibu Ayu Putri, M.Pd selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kami diminta untuk melakukan diskusi dengan menaganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya  Rabu, 1 Maret 2023 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan. Kelompok di bagi perjenjang sekolah. Kebetulan saya mendapat kelompok SD. Dalam mempresentasikan KSE teman-teman CGP saling berbagi pengalaman dalam mengelola Sosial dan Emosional disekolah mereka mengajar. Di sesi inilah bagi saya yang sangat berharga.
2. Feelings (Perasaan)
Selama mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional yang kami lakukan selama dua minggu ini. Banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang, karena bertambah lagi ilmu saya terutama bagaimana tentang bagaimana saya mampu mengenali emosi yang sedang saya rasan serta bagaimana saya mampu mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang mungkin akan berdampak negatif bagi murid saya. Karena ketidak mampuan saya mengelola emosi tersebut, murid saya yang akan menerima akibatnya. Selama ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu tidak akan mempengaruhi diri saya ataupun orang lain dalam pelaksanaan tugas saya sebagai guru. Selain itu juga dengan saya mengikuti pendidikan guru penggerak menambah hal baru dalam mengembangkan potensi ssya sebagai pendidik. Salah satunya adalah mengelola ketrampilan social dan emosional.
Di sampinh itu, perasaan cemas juga sedikit mengahampiri saya setelah mempelajari modul ini, saya cemas jika saya tidak mampu memahami perasaan murid saya. Dan perasaan yang sedang dialami mereka tentunya akan berpengaruh terhadap proses melaksanakan dan menerima pelajaran. Saya tidak ingin, ketidakmampuan saya memahami perasaan mereka, akan mengurangi kualitas hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Findings (Pembelajaran)Â
Pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak sekali ilmu baru yang bisa saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus agar tindaan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kesemua materi tersebut menginginkan terciptanya hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.Sehingga akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan murid.
Dengan mempelajari Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun tenaga kepedidikan. Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
4. Future (Penerapan)
Penerapan pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti melakukan Bernafas dengan kesadaran penuh sebelum memulai pembelajaran,bisa berupa merefleksi diri dengan music yang didengar atau ice breaking . Kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti. Sehingga akan tercipta suasana kelas yang menyenangkan.
Demikian jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, semoga kita sebagai guru dapat menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional di kelas.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H