Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Perempuan Tanah Jahanam" dan Intensitas Hantu

28 Oktober 2019   20:07 Diperbarui: 28 Oktober 2019   20:20 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Cinema Escapist)

Bagaimana cara Bimo (Teuku Rifnu Wikana) bisa menemukan Maya (Tara Basro) hingga tahu di bilik jalan tol mana dan pada shift jam berapa saja dia bekerja? Sebab jika identitas Maya sudah diketahui Bimo sejak sebelum berangkat ke kota "untuk mencari obat" buat Ratih (Asmara Abigail), maka Ratih pasti langsung tahu Maya saat kebetulan menolong gadis itu yang sedang menginceng ritual pembenaman bayi yang baru lahir.

Dialog pertemuan mereka begitu tiba di rumah Ratih pun seharusnya begini...

"Nama Mbak siapa?" tanya Ratih.

"Maya, Mbak," jawab Maya, terengah-engah.

Alis Ratih berkerut. "Maya? Suami saya ke Jakarta, nyari orang yang juga namanya Maya."

"O, ya? Maya siapa? Dia sodara Mbak?"

"Kata suami saya, nama lengkapnya Mellyana Damayanti. Dulu anak sini juga, tinggal di rumah gede yang sekarang kosong itu. Lalu kemudian dibawa pergi buliknya ke Jakarta pas umur lima tahun."

Maya seketika kaget. "Astaga! Dari mana suami Mbak bisa tahu semua itu?"

"Dia nanya-nanya ke orang-orang sepuh di sini. Trus ada salah satunya yang masih sering kontak-kontak dengan Mbak Maya itu. Katanya sekarang Mbak Maya kerja jadi petugas pembayaran tol, di gerbang tol Pondok Pinang. Tapi kurang tahu juga kenapa suami saya mencarinya. Padahal aslinya dia pamit ke Jakarta untuk nyariin saya obat."

Napas Maya tertahan di kerongkongan. "Ya, ampun! Demi Tuhan...!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun