Saat hendak menulis cerita fiksi nonrealis, kita harus yakin konsep kita baru dan orisinal. Akan jadi lucu kalau kita nulis kisah fantasi namun dengan meminjam mitologi yang sudah pernah dipakai cerita lain (ada peri, centaur, orc, yang sudah dipakai di The Lord of the Rings dan The Chronicles of Narnia, misalnya, atau konflik serigala vs vampir yang sudah digunakan di Twilight).
Memang tak mudah menyusun sebuah kisah fantasi, horor, atau fiksi ilmiah. PR-nya (yaitu menyusun Hukum Buatan dan memastikan orisinalitas) bisa saja jauh lebih memeras otak dan menyita energi ketimbang penulisan ceritanya sendiri. Namun sulit bukan berarti tak mungkin. Yang terpenting, ada kemauan untuk peras otak menempuh jalan susah.
Jangan apa-apa maunya serba cepat dan mudah. Nulis sebulan, langsung terbit dan best-seller. Ini kerja kesenian, bukan menggoreng ayam tepung atau burger...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H