[caption caption="Patriot (foto: sinopistentangfilm.blogspot.com)"][/caption]
Saat ngobrolin sinetron, ingatan kita biasanya akan tertuju pada hal-hal absurd seperti serigala mringis, cowok ganteng naksir tukang odong-odong cantik, Raja Pajajaran makan apel washington, atau orang-orang yang pada sibuk ngomong sendiri. Amat jarang kita saksikan sesuatu yang berkarakter khas mirip Si Doel Anak Sekolahan atau Losmen.
Untungnya itu bukannya sama sekali tak ada. Kalau kita sempatkan diri menengok channel Net, yang pekan ini mulai mengudara di Semarang, kita akan terkejut melihat betapa produk-produk sinetron di sana seperti buatan planet lain dibanding yang biasa kita hadapi di RCTI, SCTV, MNCTV, atau Indosiar. Tak hanya beda, namun juga sukses dalam hal menghibur manusia rewel sepertiku.
Tengok dua judul sinetron yang dalam akhir bulan ini bakal mengudara, yaitu Enigma (permiere 29 Agustus) dan Patriot (30/8). Kedua judul itu membawa tema tertentu di luar tema umum sinetron-sinetron kita yang rata-rata mengenai percintaan remaja dan drama rumah tangga. Enigma adalah drama misteri (kemungkinan berjenis police procedural seperti CSI atau NCIS), sedang Patriot bertema militer.
Kehadiran serial sinetron yang mengusung tema berbeda relatif jarang sekali terjadi di Tanah Air. Kebanyakan stasiun TV dan PH hanya mau main aman, tergantung mana tema yang tengah disukai pemirsa. Dan Net terhitung cukup berani, karena selalu menghadirkan sajian sinetron yang melawan arus, baik dari segi tema cerita maupun konsep dan teknik penggarapan.
Yang paling awal menarik perhatianku adalah serial Tetangga Masa Gitu, yang tayang Senin-Jumat tiap pukul 19.00 WIB. Serial ini mengisahkan suka duka pasangan Adi (Dwi Sasono) dan Angel (Sophia Latjuba) yang bertetangga dengan suami-istri muda remaja Bastian (Deva Mahenra) dan Bintang (Chelsea Islan).
TMG berjenis komsit (komedi situasi, bukan “sitkom”; situasi komedi??) 30 menitan seperti Friends atau Seinfeld di Hollywood. Tema besarnya adalah perbenturan kultur, antara pasangan yang sudah menikah selama 4.000 hari (Angel & Adi) dan yang baru nikah selama 400-an hari (Bintang & Bastian).
Berikutnya ada Saya Terima Nikahnya, yang mengudara Senin-Jumat juga persis sebelum TMG. Yang ini berkisah soal pasangan newlywed (ada apa antara Net dengan pengantin baru?) Prasta dan Kirana (diperankan Dimas Aditya dan Tika Bravani) yang mengawali masa kebersamaan mereka dengan tinggal di rumah ortu, dalam hal ini orang tua Kirana (diperankan Ray Sahetapy dan Nungki Kusumastuti).
Mirip TMG, STN juga mengulas soal perbedaan kultur antara dua pasangan keluarga old & new. Bedanya, yang ini antara pasangan anak dengan pasangan ortu. Genrenya pun sama, komedi 30 menitan yang dilengkapi laugh track (backsound suara tawa, bukan penonton asli seperti halnya panggung Srimulat). Hanya saja, kalau TMG syutingnya full di studio, STN berlokasi di rumah beneran sehingga sering menghadirkan adegan-adegan outdoor.
Kekuatan utama kedua serial itu berada pada satu hal paling mendasar, yaitu konsep. Meski temanya sama persis, baik TMG maupun STN punya konsep kuat dan sama-sama patuh pada itu. Tak ada elemen yang tiba-tiba dipakai hanya karena “mengikuti kemauan pemirsa”, seperti misalnya Sindrom Hospital (karena adegan melas di RS diketahui menghasilkan rating tinggi, maka ujug-ujug sinetronnya berlokasi di RS mulu—dan pasiennya nggak sembuh-sembuh!).
TMG, misalnya, memang bertujuan untuk “mendidik” pemirsa soal romantika pernikahan, dan bukan sebatas menongolkan kisah melodrama dengan metoda Floating Theme (bagaimana tema nantinya terserah rating aja, tinggal ngikut). Maka dari episode satu ke episode berikutnya, kita akan selalu bertemu dengan gambar besar yang sama, yaitu how to endure and survive marriage.
Itu hanya bisa terwujud berkat skenario jempolan buatan Aldi Samosa, di mana dialog dan adegan-adegan komedik muncul seolah dengan sendirinya secara natural tanpa ada kesan mengada-ada. Salah satu contoh adalah cerita rivalitas antara Adi dan Rully (Reza Rahadian). Adi yang pelukis miskin merasa terancam oleh kehadiran Rully, mantan pacar Angel yang kaya dan superduper ganteng.
Dalam sinetron “generik”, rivalitas semacam ini pasti akan diselesaikan lewat pendekatan protagonis-antagonis. Salah satunya diposisikan sebagai si jahat keji, satunya lagi sebagai si baik bego. Lalu kisahnya akan penuh verbal bullying, fitnah, dan berbagai upaya-upaya “Kau akan terima akibatnya, Bram! Aku akan menyingkirkanmu, Braaam…!” (sambil menyeringai dan mengepalkan tinju).
Namun di TMG, penyelesaiannya simpel dan mungkin saja kita ambil juga di dunia nyata: ping pong. Adi dan Rully main ping pong di rumah Bastian dan Bintang, dengan Angel sebagai taruhannya. Kalau Rully menang, dia boleh melanjutkan rencana trip urusan kerjaan ke Jerman bareng Angel. Kalau Adi yang menang, Rully harus ngasih 1 juta dolar. Dan Adi keok, karena lawannya itu jebul mantan atlet tenis meja SEA Games!
Serial ini juga menyuguhkan sesuatu yang sangat kuanggap tinggi, yaitu detail teknis. Saat pada umumnya film dan sinetron Indonesia sangat gagap soal detail, TMG memecah kebekuan itu. Penjelasan Angel pada Adi soal rencana tripnya ke Jerman sangat bagus hingga membuat hal itu jadi masuk akal.
Ia menjelaskan bahwa klub Bundesliga, Bayer Leverkusen, sedang terlibat perselisihan dengan salah satu agen pemain. Lalu kasusnya sudah masuk Pengadilan Arbitrase Olahgara Eropa, dan Angel serta Rully ditunjuk law firm-nya untuk ikut sidang di sana. Ini sangat langka di tengah belantara kisah yang serba penuh “perusahaan kita ini”, “kiriman apa sudah dikirim?”, serta direktur menandatangani entah apa—pokoknya kertas di dalam folder.
Lalu ada inovasi lain lagi yang, sepanjang pengetahuanku sebagai pengamat sinetron Hollywood, bahkan belum pernah dilakukan di sana, yaitu crossover tapi dengan acara lain, bukan sesama sinetron. Di sana kan para karakter dari satu judul sinetron nyambung dengan karakter sinetron lainnya, kayak Barry Allen, Caitlin, dan Cisco dari serial The Flash muncul membantu Oliver Queen dan John Diggle di salah satu episode Arrow—atau sebaliknya.
Aku berpikir tadinya Prasta dan Kirana akan muncul jadi tamu di rumah Adi dan Angel. Ternyata mereka justru jadi bintang tamu di acara Berpacu dalam Melodi yang dipandu David Bayu. Dan tidak tampil sebagai artis, mereka hadir sebagai karakter masing-masing di STN. Dalam episode STN yang ditayangkan hampir bersamaan, diceritakan keluarga Prasta & Kirana memang ikut Berpacu dalam Melodi di Net. Sesuatu banget.
Selain TMG dan STN, satu lagi sinetron serial yang layak disorot adalah The East. Ini basically adalah reinkarnasi serial Kejar Tayang di Trans TV sekian tahun lalu. Temanya sama persis, kru produksi TV. Bedanya, jika KT menuturkan kisah tim umum TV, The East mengkhususkan diri pada tim redaksi dan produksi acara Entertainment News.
Dan mirip STN, The East juga di-crossover dengan program yang bukan sesama sinetron, yaitu Entertainment News itu. Dua presenter Entertainment News, Caesar Gunawan dan Safira, menjadi salah satu cast The East, dan tampil sebagai themselves. Saat ada hajatan besar, seperti Indonesia Choice Award bulan Mei lalu, alur cerita The East juga masuk ke sana, dilengkapi penampilan cameo para seleb sungguhan seperti Armand Maulana.
Deretan sinetron Net (termasuk Masalembo, meski sepertinya mirip banget sama Lost; dan juga Stereo, yang kayak Glee) menunjukkan adanya sesuatu yang baru dan beda, yaitu kuat di konsep. Masing-masing membawa warna tersendiri dan selalu loyal pada itu—plus konsepnya pun logis, cukup mendidik, dan tidak mengada-ada.
Ada harapan cerah di Net—yang sekarang ini menyalip Metro TV sebagai channel favoritku. Namun patut ditunggu, apakah ini permanen atau hanya mirip fenomena kementerian pemerintahan, yang ganti menteri ganti kebijakan. Semua orang juga tahu kekuatan konsep Net ada berkat satu media magnate bernama Wishnutama. Dulu Trans TV pernah mengalami hal serupa, sewaktu mereka masih punya Bajaj Bajuri dan Suami-suami Takut Istri. Begitu Wishnutama keluar, Trans wutah dan menelurkan YKS.
Aku takutkan, suatu saat jika dia tak di Net lagi, Bintang dan Angel akan saling musuhan dan sibuk bicara sendiri dalam Tetangga Masa Gitu episode ke-764…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI