Mohon tunggu...
Wiwid Nurwidayati
Wiwid Nurwidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Suka nulis, suka baca buku, suka makan, suka jalan-jalan. Pemilik website : https://wiwidstory.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Curhat: Tong Kosong Nyaring Bunyinya

16 November 2021   00:14 Diperbarui: 16 November 2021   00:19 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tong Kosong. Pict : Canva edited by me

Curhat : Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Jangan berteman dengan penulis, karena kisahmu akan jadi inspirasinya. Apa teman-teman pernah mendengar kalimat ini? Menjadi seorang penulis, atau pun blogger biasanya terinspirasi dari sekitar. Entah itu dari membaca, atau dari teman curhat, atau kejadian sehari-hari di sekelilingnya.

Penulis akan lebih matang lagi jika memiliki narasumber langsung. Semuanya bisa menjadi tulisan yang menarik. Penulis tinggal riset dan mengolah data yang ada menjadi tulisan yang mantap.

Seperti apa yang akan saya tuliskan di bawah ini adalah sesuatu yang terjadi di salah satu komunitas yang saya ikuti. Entah ini ghibah atau curhat, tetapi rasanya memang ingin menuliskannya. 

Seperti di dalam sebuah komunitas, pasti kita temukan beragam karakter manusia. Ada yang menyebalkan atau cenderung toxic? Ada yang memang menyenangkan dan bikin orang nyaman. 

Baru-baru ini terjadi lagi "sedikit" keributan di salah satu komunitas blogger yang saya ikuti. Pasalnya ada salah satu anggota baru yang katanya seorang "novelist" yang baru gabung di komunitas ini (nggak baru-baru amat sih). Di grup blogger sudah biasa jika ada kegiatan saling mengunjungi, saling komen di blog. Kegiatan ini biasa disebut blogwalking.

Blogwalking. Pict : hai.grid.id
Blogwalking. Pict : hai.grid.id

Biasanya ada peraturan yang mengikat dengan kegiatan blogwalking ini. Contoh peraturannya antara lain:

1. Siapa saja yang ikut blogwalking  wajib meninggalkan komentar minimal 10 kata.
2. Wajib memberi komentar kepada semua blog peserta
3. BW harus diselesaikan pada esok hari pukul 10.00 wib.

3 hal di atas mungkin contoh peraturan blogwalking pada umumnya. Meskipun ada perbedaan, tetapi mungkin perbedaannya hanya dalam jumlah kata, waktu atau deadline. Dan setiap peserta blogwalking wajib memahami dan mematuhi peraturan ini. Jika tidak, biasanya ada sanksi yang diterima, seperti tidak boleh ikut bw lagi dalam kurun waktu tertentu.

Ketika Tong Mulai Berbunyi Nyaring

Masalah timbul pada seseorang yang ingin disebut sebagai "novelis berhasil" ini. Dia tidak pernah menyelesaikan kegiatan blogwalkingnya, namun selalu memberikan tanda centang sebagai tanda kalau sudah selesai melakukan blogwalking sesuai aturan. Untuk pertama kali di tegur, dia tidak respon. Ketika koordinator mengatakan bahwa tindakannya itu termasuk utang, dia justru bertanya balik tentang utang itu.

Namun, kemudian koordinator komunitas mendiamkan sejenak. Tapi ternyata si dia sepertinya tidak mengerti sama sekali tentang peraturan blogwalking ini. Saat ada sesion baru BW, dia kembali menambahkan namanya di dalam list. Nah, mulailah dia ini kena tegur teman-teman sekaligus koordinator.

Hingga puncaknya pada pagi hari ini, ketika dia ditanya sama koordinator apakah sudah paham peraturan komunitas. Dia justru dengan menjawab seperti ini,"Bingung mau komen, saya pedas banget kalau komen. Kalau komen yang jujur, kebanyakan berkata negatif. Kalau komen yang bohong, berkata positif semua, mau komen yang mana?"

Ada lagi kata-katanya yang lain ketika sesama pemilik blog berkata, "yang namanya blogwalking itu ya memberi komentar mbak. Silahkan komentarin dari apa yang mbak baca dari blog saya." Lalu beliaunya menjawab,"maaf, walau komen negatif? Ya kalau mau dikoment sama saya, harus mau dikomen pedas. Tapi tidak semua orang menerima itu. Maka, itulah alasannya kenapa gak mau komen."

Membaca kata-katanya di grup, saya jadi membayangkan acara-acara di televisi dengan tajuk mencari bakat. Saya suka ngelus dada ketika jurinya berkata pedas sekali. Tapi ya mungkin kalau di televisi beliaunya harus berakting seperti itu, agar lebih meyakinkan lagi.

Tong Kosong. pict: Canva edited by me
Tong Kosong. pict: Canva edited by me

Kata-kata seperti itu juga mengingatkan saya saat dulu belajar fiksi. Menulis cerpen atau cerbung. Tetapi saya paham, dalam cerpen atau cerbung, Novel atau jenis-jenis fiksi lainnya ada kaidah-kaidah yang memang harus diselaraskan dan tidak boleh asal. Juga KBBInya harus mantap (ini berlaku untuk semua penulis). Jadi ketika menulis fiksi, jika ingin benar-benar bagus, calon penulis harus berani dikritik agar tulisannya tidak mengandung plot hole misalnya. Atau mungkin terlalu bertele-tele dari alur utama, hal-hal yang nggak penting ditulis terlalu banyak, dan lain sebagainya.

Dan selama saya bergabung dengan dunia blogwalking sekitar 3 tahunan ini, saya tidak banyak menemukan hal-hal yang perlu banyak dikritisi. Tulisan nonfiksi memang sebagian besar berasal dari pengalaman sendiri, atau pengalaman orang lain. Tetapi juga kebanyakan ditunjang oleh riset dari berbagai bacaan, tidak asal. Dari segi tulisan hanya sekian dari ratusan blogger yang tulisannya masih belum luwes. Namun semuanya memang perlu proses dan ketekunan. Tidak bisa instant, hingga hasilnya sempurna.

Nah, kejadian itu tentu saja membuat kami kepo. Seperti apakah kira-kira tampilan blog beliau ini? Kami kira, beliau sudah sekelasnya master blogger, yang sudah malang melintang dan makan asam garam dunia perbloginggan. ternyata blognya masih blog gratisan dengan hanya 1 artikel di sana. Pun tulisan di dalamnya, masyaAllah bikin puyeng yang bacanya. Bukan hanya dari segi spasi atau font, tetapi juga gaya tulisannya.

Akhir Kata

Maka mengapa, saya memberi judul Tong kosong nyaring bunyinya. Mungkin ini terlalu kejam, atau saya terlalu dini menilai seseorang. Tetapi sebagai warga yang mungkin tergolong baru, belum ada 1 tahun bergabung, alangkah baiknya mempelajari komunitas, mempelajari bagaimana cara blogwalking, cara komen di blog teman-teman. Toh sebuah komunitas dibentuk untuk saling support, bukan untuk menyakiti atau menjatuhkan.

Saya rasa itu etika dimanapn kita berada. Bukan hanya sebuah komunitas. Bahkan misalkan kita baru pindah ke lingkungan baru, kita harus mempelajari kebiasaan dan adat istiadat yang ada. Karena sesungguhnya memang kita ini makhluk sosial, yang sangat membutuhkan orang lain. Misalkan kita tenar, ataupun sukses pasti ada dukungan orang lain dibelakangnya.

Maka dimanapun kita berada, kita harus pandai menempatkan diri. Berfikir dulu sebelum bertindak atau berucap. Karena tindakan atau pun ucapan yang sudah dikeluarkan, dan jika itu menyakitkan maka tidak akan pernah bisa sembuh seperti semula. Terlebih lagi jangan jadi orang yang seperti tong kosong nyaring bunyinya. (end)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun