Mohon tunggu...
Wiwid Dolianto
Wiwid Dolianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Travelling

Menulis, berbagi dan diskusi mengenai banyak hal untuk kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingnya Oxygen Bagi Kehidupan Manusia. [#2 Segitiga Api]

21 Oktober 2022   12:52 Diperbarui: 21 Oktober 2022   12:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Segitiga Api

Saat musim kemarau sering kita mendengar berita terjadinya musibah kebakaran, bisa terjadi di perkotaan yang padat penduduknya, bisa juga terjadi di hutan atau daerah padang ilalang. 

Pemicunya bisa berasal dari bermacam, korsleting listrik, puntung rokok, bahkan bisa terjadi dari gesekan ranting pohon kering yang kemudian menjadi percikan api kemudian terus membesar. Atau bisa juga karena pembakaran pohon untuk membuka lahan baru. Ini yang kemudian dilarang dilakukan. 

Kebakaran di area terbuka bisa semakin membesar dengan bantuan angin yang berhembus kencang. Pada artikel Pentingnya Oxygen Untuk Kehidupan Manusia #1. Oxygen di Udara telah disebutkan bahwa salah satu komposisi udara yaitu Oxygen sebesar 20.9%. Dengan kadar tersebut bisa membuat kebakaran menjadi lebih besar. 

Banyak penyebab terjadinya kebakaran, korsleting listrik, kompor gas meledak, pabrik terbakar serta masih banyak faktor lainnya. Baru - baru ini juga terjadi kebakaran di Islamic Center Jakarta, penyebabnya masih dalam penyelidikan petugas Kepolisian. 

Disini kita akan membahas mengenai Segitiga Api, suatu pengetahuan tentang terjadinya api serta bagaimana memutus rantai berkobarnya api. Dinamakan Segitiga Api karena terdapat 3 faktor utama yang menjadi penyebab munculnya atau terjadinya api. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah : Bahan Bakar, Panas dan Oxygen. Jika ketiga faktor tersebut bertemu, maka terjadilah api. Untuk memadamkan api maka harus diputus rantai dari ketiga faktor. Yuk kita bahas satu per satu ...

Faktor pertama yaitu Bahan Bakar, bahan ini bisa berasal dari bahan bakar minyak misal bensin, solar, gas elpiji, dan bisa juga berasal dari bahan kimia mudah terbakar misal thinner serta bahan kimia yang mudah terbakar lainnya. Umumnya bahan mudah terbakar disimpan secara khusus dan diberi label cairan mudah terbakar, gas mudah terbakar atau padatan mudah terbakar.  Label umumnya juga diberikan tulisan Flammable dengan disertai logo khusus. 

Bahan Bakar bisa juga berasal dari bahan - bahan yang mudah terbakar yang ada di sekitar kita misalnya kayu, kertas, kain, serta bahan bahan mudah terbakar lainnya. Ketika terjadi panas yang berasal dari percikan, pemantik kecil sekalipun maka akan terjadi api. Dengan adanya Oxygen di udara, api akan bertambah besar. 

Tips : Jika kita menggunakan kompor gas di rumah, diusahakan letak kompor harus lebih tinggi dari tabung gas. Dan ventilasi di area dapur harus baik. Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi kebocoran pada tabung gas, maka gas elpiji tidak akan bertemu dengan api dari kompor. Kebakaran akan terjadi jika ada kebocoran gas bertemu dengan pemantik api saat menyalakan kompor. Lebih jauh lagi terjadi ledakan tabung gas. Meskipun gas elpiji sudah diberikan bau khas sebagai tanda ada gas yang bocor, namun ada kalanya karena buru - buru dan tidak waspada langsung menyalakan kompor. 

Gas elpiji mempunyai berat jenis yang lebih besar dari udara, sehingga jika ada kebocoran maka gas elpiji akan cenderung berada di area bawah atau lantai.      

Faktor kedua yaitu Panas, ini bisa berasal dari pemantik kompor, percikan api yang berasal dari korsleting listrik, atau sumber lainnya. Bisa juga karena gesekan kayu atau ranting kering saat musim panas sehingga menimbulkan percikan api. 

Jangan membuang puntung rokok sembarangan ya, karena bisa jadi itu yang menjadi sebab awal mula terjadinya kebakaran. 

Faktor ketiga yaitu Oxygen. Oxygen yang berada di udara bebas mempunyai konsentrasi sebesar 20%, konsentrasi ini sudah cukup untuk membuat api menjadi besar. Jika ada kebakaran hutan dan ditambah dengan angin kencang, maka kebakaran akan menjadi semakin besar. 

Nah sekarang bagaimana jika terjadi kebakaran, apa yang harus dilakukan ? Pada prinsipnya kebakaran kecil atau besar cara penanganannya sama yaitu memutus rantai segitiga api, yaitu Bahan Bakar - Panas - Oxygen. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut dihilangkan, maka api akan padam atau hilang.

Faktor pertama yaitu Bahan Bakar, untuk memutus rantai dari bahan bakar bisa menunggu hingga bakar habis. Hal ini  membutuhkan waktu yang relatif lama dan ada potensi ledakan yang akan memperparah kebakaran. 

Umumnya yang dilakukan adalah mendinginkan area sekitar kebakaran dengan seprotan air agar tidak meluas. Bisa juga dilakukan dengan menutup sumber kebocoran bahan bakar, namun resikonya sangat besar. Bisa jadi kita yang menjadi korban kebakaran karena tidak menggunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk kebakaran. 

Faktor kedua yaitu Panas bisa dihilangkan dengan menyiramkan air sebanyak - banyaknya ke lokasi terjadinya kebakaran. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua kebakaran boleh disiram atau disemprot dengan air. Jika ada kebakaran karena korsleting listrik dan listrik masih ada arus yang mengalir, menyiramkan air dengan kondisi kabel listrik yang masih mengalirkan arus akan sangat berbahaya, bisa terjadi kesetrum dengan media perantara air. Maka berhati - hati sebelum menyiramkan air ke lokasi kebakaran, matikan dulu sumber listriknya. Selain air bisa juga menggunakan busa, biasa juga disebut bom busa.

Faktor ketiga yaitu Oxygen, memutuskan aliran Oxygen bisa dilakukan dengan menutup karung basah atau kain basah ke atas kompor atau sumber kebakaran yang relatif masih kecil, bisa juga dilakukan dengan menyemprotkan alat pemadam api ringan yang berisi serbuk kimia kering ke arah sumber kebakaran. Tujuan utamanya adalah menutup supply Oxygen sebagai oxidator ke sumber kebakaran. 

Ditutupnya supply Oxygen dengan serbuk kimia kering dalam waktu sekian detik saja, akan cukup untuk memadamkan api. Selain serbuk kimia kering juga ada pemadam api menggunakan CO2 Karbondioksida, fungsinya sama yaitu menutup supply Oxygen ke arah sumber kebakaran. 

Kelebihan dari CO2 sebagai pemadam apai adalah lebih bersih dan tidak meninggalkan kotoran berupa serbuk kimia. Alat pemadam api berbahan CO2 umumnya digunakan pada panel - panel listrik serta panel elektronik. 

Kebakaran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu Kebakaran Jenis A, B, C, D, E dan K. Jenis klasifikasi kebakaran tersebut mempunyai prosedur tersendiri dalam penanganannya, serta alat pemadam yang digunakan. 

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun