Mohon tunggu...
Kompasiana Contributor
Kompasiana Contributor Mohon Tunggu... Freelancer - a freelance writer

like to share anytime

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengikuti Permainan "Jung Titis" di Pantai Teluk Lancar Bengkalis

17 Desember 2019   08:30 Diperbarui: 17 Desember 2019   08:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BENGKALIS - Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) tahun 2019 yang di taja oleh Universitas Riau sebagai bentuk dari pengimplementasian Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga, yakni Pengabdian Kepada Masyarakat telah menghantarkan mahasiswa/i nya menjalankan pengabdian kepada masyarakat di wilayah kerja Desa Teluk Lancar.

Teluk Lancar adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Desa yang dihuni lebih dari 2000 jiwa ini menyimpan pesona wisata pantai yang sangat indah. Di pantai ini pula diadakan permainan tahunan, yakni Jung Titis.

Jung Titis merupakan permainan rakyat yang dimainkan oleh masyarakat melayu secara turun-temurun. Berbentuk perahu layar kecil tanpa awak yang dibuat dari kayu, membuat Jung hanya bisa dimainkan di daerah pantai. Cara memainkannya pun cukup mudah, yakni dilayarkan sehingga jung bergerak dengan sendirinya dengan dorongan arah angin. Permainan Jung Titis di Desa Teluk Lancar sudah ada sejak tahun 1990an.

Jung Titis di Desa Teluk Lancar menjadi event tahunan yang diselenggarakan di Pantai Teluk Lancar dan diikuti oleh para pemain Jung dari berbagai daerah di Riau. Desa yang berbatasan dengan Selat Malaka ini setiap tahunnya menyelenggarakan event Jung Titis dalam rangka memeriahkan perayaan HUT RI 17 agustus.

Ismail, Kepala Desa Teluk lancar menyatakan Pihaknya akan tetap menjadikan Jung Titis ini menjadi Event Tahunan dalam rangka melestarikan permainan rakyat yang sudah ada sejak puluhan tahun. "Permainan ini akan tetap ada untuk melestarikan budaya kita dan juga daripada itu guna memperkenalkan Desa Teluk Lancar kepada masyarakat luar", pungkasnya.

Tumbuhan bakau yang berdiri kokoh di sepanjang pantai menambah keindahan alam. Sayangnya potensi wisata pantai yang dimiliki Desa Teluk Lancar kurang mendapat perhatian pemerintah termasuk seperti halnya infrastruktur berupa akses jalan desa yang masih rusak parah hingga saat ini.

Rasa bangga juga diungkapkan oleh Wiwid, salah satu mahasiswi kuliah Kerja Nyata yang mengabdi di Desa Teluk Lancar dapat menyaksikan langsung permainan yang hanya diselenggarakan setahun sekali tersebut. "Saya dan teman-teman senang bisa melihat langsung permainan Jung Titis. Inilah permainan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya" ungkapnya.

Sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dirinya juga berharap Desa Teluk Lancar di masa yang akan datang dapat lebih maju disegala pembangunan terutama akses jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun