Cinta yang Terpenjara
Sepuluh tahun berlalu,
Kepadamu menimbang rasa
dalam serpihan asa
Aku yang hanya tahu namamu
Tanpa mengenal dekat dirimu
Di antara pinus yang berbaris lurus
Kesepian terasa menusuk dada
Di belantara hatiku yang sunyi, aku menunggumu
dan selalu menunggumu
Di rimbun harap, kuselipkan impian
Dalam rona-rona berseri
Tiap detik ku menanti bidadari, yang belum juga bertepi di hati
Seperti mimpi yang ku tulis
Dalam larik-larik puisi
Impianku larut dalam keliaran
Mengalir bersama air
Meretas dalam kesudahan
Ingin ku tebas asa, semua rasa dan cinta
Yang sampai saat ini masih terpenjara
Sukabumi, 31 Januari 2023
Diambil dari kisah nyata seseorang yang cintanya masih terpenjara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H