Hal ini berpengaruh ke semua pihak namun tidak merata. Ada beberapa pihak yang lebih terpengaruh dibandingkan dengan yang lain.
Secara umum, dampak yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
- Pengurangan Peran Pedagang Perantara Tradisional
Pihak yang paling terkena dampak secara langsung adalah pedagang perantara tradisional seperti distributor, agen, dan pedagang eceran. Mereka dapat menghadapi penurunan pendapatan, bahkan risiko bisnis yang serius jika mereka tidak dapat menyesuaikan model bisnis mereka.
- Perubahan dalam Dinamika Pasar
Disintermediation dapat mengubah cara pasar beroperasi. Mungkin akan muncul peluang baru bagi pemain kecil atau startup untuk bersaing dengan pemain besar, terutama jika mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak. Ini juga dapat menyebabkan konsolidasi industri saat pemain besar berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
- Peningkatan Fokus dan Ketergantungan pada Teknologi
Semakin banyak perusahaan yang akan mengalihkan fokus mereka ke teknologi, terutama dalam mengelola rantai pasokan, menjalankan operasi e-commerce, dan berinteraksi dengan pelanggan secara online. Ini dapat menciptakan tantangan dan peluang teknologi yang signifikan.
- Perubahan dalam Perilaku Konsumen
Konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan dan akses yang lebih mudah ke produk dan informasi. Mereka mungkin menjadi lebih cerdas dalam berbelanja dan lebih kritis dalam memilih merek yang mereka dukung. Perusahaan akan lebih tergantung pada kepuasan pelanggan untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar mereka.
Antisipasi Fenomena Disintermediation Bagi Pedagang Perantara
Fenomena ini mau tidak mau akan muncul dan mau tidak mau juga para pedagang kecil dan UMKM yang menjadi pedagang perantara harus siap menghadapi dan mengantisipasi.
Pendekatan dan antisipasi yang dilakukan akan berbeda antara pedagang yang satu dengan yang lain. Tidak bisa disamaratakan karena sektor industrinya bisa jadi berbeda, yang mana tentu hambatan dan peluang yang ada juga berbeda.
Secara garis besar langkah-langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Berinovasi, Berdiversifikasi, dan Mengadopsi Teknologi
Pedagang tradisional dapat mencari peluang inovasi dalam bisnis mereka. Ini bisa mencakup diversifikasi produk atau layanan yang mereka tawarkan, menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, atau menawarkan pengalaman yang unik.
Contoh, toko fisik dapat mempertimbangkan untuk menyediakan layanan konsultasi produk, pelatihan, atau pengalaman belanja yang menyenangkan. Bisa juga dengan membangun toko online atau platform e-commerce mereka sendiri untuk mencapai pelanggan online. Investasi dalam infrastruktur teknologi, pembayaran online, dan pengelolaan stok yang efisien dapat membantu meningkatkan daya saing.
- Kolaborasi dengan Produsen dan Efisiensi Operasional
Pedagang tradisional dapat menjalin kemitraan atau kolaborasi dengan produsen atau penyedia layanan untuk menciptakan aliansi saling menguntungkan. Ini dapat membantu mereka mendapatkan akses ke produk atau layanan yang eksklusif atau langka yang dapat menarik pelanggan.
Mengoptimalkan rantai pasokan dan proses operasional adalah kunci untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Ini termasuk manajemen stok yang efisien, pengendalian biaya operasional, dan perbaikan proses logistik.
Penting untuk diingat bahwa setiap bisnis dan situasi akan berbeda, dan solusi yang tepat dapat bervariasi. Kunci utama adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar yang terus berlangsung.
Dengan kreativitas, inovasi, dan kesadaran terhadap tren pasar, toko konvensional dan UMKM yang menjadi pedagang perantara dapat terus menjadi pemain yang relevan dalam pasar yang terus berubah.
Terima kasih.
Temukan tulisan lainnya di Bacaan Receh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H