Mohon tunggu...
Wahyu Triyani
Wahyu Triyani Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Happy Wife, Happy Mom, Blogger, and Author

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Perempuan dan Anak Selalu Menjadi Korban?

6 Januari 2017   19:05 Diperbarui: 6 Januari 2017   19:22 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Sosial Media, Menjadi Satu Jalan Kekerasan Perempuan dan Anak

Sebagai seorang pemain sosial media, aku juga tak bisa mempungkiri, kalau sosial media mempunyai peran yang penting dalam kasus kekerasan perempuan dan anak. Semakin canggih dan berkembangnya teknologi, semakin mewabahnya sosial media, seseorang semakin mudah menemukan kita dalam dunia nyata. Tak bisa kupungkiri, dalam hal ini sebagai seorang perempuan seharusnya kita terlebih hati-hati dan menutup setiap celah yang akan mendatangkan kekerasan. Iya...

Sebagai seorang perempuan, seharusnya kita juga lebih membatasi dari bersosial media. Kita mampu memilih, mana foto yang layak diunggah dan mana yang tidak. Pun dengan informasi-informasi yang bersifat sensitif seperti nomor telpon dan alamat rumah. Selain itu, sebagai seorang perempuan, seharusnya kita berpikir dua kali disaat ada seorang yang mengajak kita berkenalan dan bertemu.

Ya, tak bisa kupungkiri, banyak kasus yang aku dengar dan semua berawal dari sosial media.

Mari Kita Cegah Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Bisakah kita mencegah kekerasan pada perempuan dan anak? Akupun akan menjawabnya, BISA! Mari kita mulai dari diri sendiri. Memulai dari menjaga sikap, menjaga gaya berpakaian dan lebih waspada dalam bersosial media.

Selain itu, alangkah lebih baik jika kita lebih peka terhadap pemberitaan-pemberitaan soal kekerasan perempuan dan anak. Jangan pernah takut melawan kekerasan, karena jika kita diam, kekerasaan justeru semakin merajalela. Indonesia ini negara hukum dan Indonesia mempunyai Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA).

Bicara soal KPPA, aku teringat akan program unggulannya yaitu Three Ends. Three EndsadalahEnd Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), End Human Trafficking (akhiri perdagangan manusia) danEnd Barriers To Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi).

Sebagai seorang perempuan, aku sangat menyukai program Three Ends  dan berharap program ini benar-benar mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pun berharap hingga sama sekali tak ada kekerasan pada perempuan dan anak (mungkin sedikit mustahil).

Selain itu, harapanku sebagai seorang perempuan untuk mencegah kekerasan pada perempuan dan anak adalah semakin menebalkan keimanan kita. Bukan hal yang salah kan jika di sekolah-sekolah pelajaran agama dan pendidikan moral ditambah jamnya dan dipraktekkan dalam kehidupan kesehariannya?

Kekerasan pada perempuan dan anak bisa dicegah, mari kita mulai dari diri sendiri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun