Mohon tunggu...
Wahyu Triyani
Wahyu Triyani Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Happy Wife, Happy Mom, Blogger, and Author

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

113 (Fabel) : Dongeng Kucing yang Tak Tau Diuntung

7 November 2015   21:55 Diperbarui: 7 November 2015   22:16 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami isteri yang sangat kaya raya. Mereka mempunyai seorang anak gadis bernama Isabella. Isabella adalah sosok gadis yang cantik, baik dan sayang pada sesama. Isabella ini sangat menyukai binatang yang bernama kucing. Bagi Isabella, kucing itu manis, lucu dan imut. Makanya, Isabella pun sampai beternak kucing.


Di rumah orang tua Isabella yang megah itu, hiduplah beberapa kucing. Kucing-kucing itu sangat menyayangi Isabella dan tunduk terhadap perintah Isabella. Tapi, meski begitu, Isabella masih ingin menambah ternak kucingnya.

Pada suatu hari, ayahanda Isabella mengajak Isabella jalan-jala keliling pasar kota. Berbelanja beberapa kebutuhan untk Isabella. Namun, di tengah jalan Isabella melihat seekor kucing kusam yang sepertinya tengah kelaparan. Kucing itu berkali-kali mengorek tempat sampah satu ke tempat sampah lainnya. Isabella tak tega melihatnya dan mendekat ke arah kucing itu.

"Kau kenapa, manis?" Tanya Isabella dengan lembut.

Kucing itu menghindar dan tak berani menatap Isabella. Sepertinya kucing itu sedikit ketakutan terhadap kedatangan Isabella.

"Tenang saja manis, aku bukan orang jahat, jelas Isabella. "Sini mendekat, dan ceritalah kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu," lanjut Isabella.
kucing itu pun berbinar. Lalu mendekat ke arah Isabella. "Aku diusir tuanku dan dipisahkan dengan ibuku," cerita kucing itu tanpa basa-basi.

"Aku kangen ibu, dan sekarang aku lapar," lanjutnya.

Isabella hanya tersenyum. Lalu menggendong kucing kusam tersebut.

"Ayah, aku ingin merawat si manis ini," pinta Isabella kepada ayahnya.

Karena ayahanda Isabella sangat sayag terhadapa Isabella, jadi semua yang dipinta Isabella akan selalu diturutinya. Meskipun bertambah ternak kucing.

Sesampainya di rumah, Isabella lalu memberi makanan terhadap si manis. Si manis memang terlihat sangat kelaparan, buktinya si manis sampai mampu menghabiskan lima piring makanan. Setelah si manis kenyang, Isabellapun meminta bantuan Bik Inem (pembantunya) untuk memandikan si manis dan mendandaninya agar si manis terlihat bersih seperti kucing Isabella yang lainnya.
Dan ini adalah malam pertama si manis di kandangnya bersama kucing-kucing Isabella yang lainnya. Tapi sayang, si manis tidak bisa berbaur dengan kucing-kucing lainnya. Si manis itu nakal, suka merebut jatah makanan teman-temannya dan bersikap seolah-olah dialah pengusanya. Hingga malam itu, sering kali terdengar keributan antara kucing-kucing Isabella. Dan akhirnya, Isabellapun terbangun dari tidurnya dan menemui kucing-kucingnya.

"Kalian kenapa ribut-ribut?" Tanya Isabella dengan sedikit kesal.

"Mereka tidak menyukaiku, Isabella," sahut si manis tanpa memberi kesempatan teman-temannya untuk menjawab. "Mereka mengusirku dan bahkan tak membagi makanan untukku," jelas si manis berbohong.

"Benar begitu?" Tanya Isabella dengan mendelik.

Tak seekor kucingpun berani menjawab pertanyaan Isabella.

Tanpa basa-basi, Isabella lalu mengangkat si manis. "Manis, kau tidur denganku, yaaa? Kasurnya empuk," ucap Isabella yang meninggalkan iri di benak kucing lainnya.

Dan semenjak saat itu, si manis selalu menjadi kesayangan Isabella. Hingga Isabella tak lagi punya waktu untuk mengurus kucing-kucing lainnya. Sikap si manis yang manja, itu yang membuat Isabella semakin gemas dan semakin menyayanginya.
Namun, sayangnya si manis tidak tahu diri. Diam-diam dia kerap mencuri makanan yang Bik Inem masak untuk Isabella. Tak jarang, Isabella memarahi Bik Inem dan menuduh kucing-kucing di kandangnya.

"Pokoknya, akalu besuk sampai ada yang mencuri lagi, aku akan mengusir kalian!" Bentak Isabella terhadap kucing-kucing di kandangnya.

Dan kucing-kucing itu semakin tidak menyukai si manis. Semenjak kehadiran si manis, Isabella berubah galak.
Keesokan harinya, Bik Inem kembali kehilangan makanan. Isabellapun murka dan mengusir semua kucingnya, kecuali si manis.
Si manis merasa bahagia. Kini, perhatian Isabella terfokus untuknya.

Tapi rupanya, mencuri sudah menjadi hobi si manis. Si manis masih suka mencuri makanan Bik Inem. Hingga Bik Inem kena semprot oleh Isabella.

"Sepertinya ada yang mencuri makanan Bibik, Non," ucap Bik Inem pada Isabella.

"Bibik jangan menuduh si manis, ya?" Tanya Isabella yang sepertinya bisa membaca pikiran Bik Inem.
Bik Inem hanya menunduk.

Tapi lama-lama Isabella juga menaruh curiga terhadap si manis. Si manis yang semakin gemuk, padahal jarang mau makan makananya.

Hingga akhirnya, pada suatu hari Isabella bersembunyi dan mengintip makanannya. Benar, si manislah yang menghabiskan makanannya.

"Oh, jadi kamu pencurinya? Sekarang, pergi kamu dari rumahku! Atau aku akan membunuhmu!" Marah Isabella yang membuay si manis ketakutan lalu lari terbirit-birit.

Semenjak saat itu, Isabella tak lagi menyukai kucing. Isabella trauma memelihara kucing yang disayang tapi ternyata suka mencuri.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun