"Kalian kenapa ribut-ribut?" Tanya Isabella dengan sedikit kesal.
"Mereka tidak menyukaiku, Isabella," sahut si manis tanpa memberi kesempatan teman-temannya untuk menjawab. "Mereka mengusirku dan bahkan tak membagi makanan untukku," jelas si manis berbohong.
"Benar begitu?" Tanya Isabella dengan mendelik.
Tak seekor kucingpun berani menjawab pertanyaan Isabella.
Tanpa basa-basi, Isabella lalu mengangkat si manis. "Manis, kau tidur denganku, yaaa? Kasurnya empuk," ucap Isabella yang meninggalkan iri di benak kucing lainnya.
Dan semenjak saat itu, si manis selalu menjadi kesayangan Isabella. Hingga Isabella tak lagi punya waktu untuk mengurus kucing-kucing lainnya. Sikap si manis yang manja, itu yang membuat Isabella semakin gemas dan semakin menyayanginya.
Namun, sayangnya si manis tidak tahu diri. Diam-diam dia kerap mencuri makanan yang Bik Inem masak untuk Isabella. Tak jarang, Isabella memarahi Bik Inem dan menuduh kucing-kucing di kandangnya.
"Pokoknya, akalu besuk sampai ada yang mencuri lagi, aku akan mengusir kalian!" Bentak Isabella terhadap kucing-kucing di kandangnya.
Dan kucing-kucing itu semakin tidak menyukai si manis. Semenjak kehadiran si manis, Isabella berubah galak.
Keesokan harinya, Bik Inem kembali kehilangan makanan. Isabellapun murka dan mengusir semua kucingnya, kecuali si manis.
Si manis merasa bahagia. Kini, perhatian Isabella terfokus untuknya.
Tapi rupanya, mencuri sudah menjadi hobi si manis. Si manis masih suka mencuri makanan Bik Inem. Hingga Bik Inem kena semprot oleh Isabella.
"Sepertinya ada yang mencuri makanan Bibik, Non," ucap Bik Inem pada Isabella.
"Bibik jangan menuduh si manis, ya?" Tanya Isabella yang sepertinya bisa membaca pikiran Bik Inem.
Bik Inem hanya menunduk.