Mohon tunggu...
witriani
witriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas hukum

Menyukai sejarah dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Keunikan Nagari Koto Kaciak Bonjol bersama Mahasiswa KKN Universitas Andalas

3 September 2022   15:00 Diperbarui: 3 September 2022   15:25 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan salah satu agenda yang rutin dilakukan Universitas Andalas, Padang, dalam melakukan program pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat serta menjadi wahana penerapan ilmu dan teknologi di luar kampus.

Setiap tahunnya, Universitas Andalas mengirimkan sekitar 5000 mahasiswa yang disebar ke seluruh nagari yang ada di Sumatera Barat. Kegiatan KKN PPM dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari. Saat ini, kegiatan KKN Universitas Andalas dikelola oleh sebuah Unit Pengelola Teknis (UPT-KKN) yang berasal dari tenaga pengajar dan kependidikan yang memiliki jiwa pengabdian pada masyarakat.

Untuk pertama kalinya pasca Covid, Universitas Andalas kembali melaksanakan KKN PPM di Sumatera Barat. Setelah sebelumnya KKN dilaksanakan di domisili masing-masing mahasiswa, kini ada lebih dari 181 Nagari menjadi tempat KKN mahasiswa. Dari ujung Pesisir Selatan sampai ujung Kabupaten Dharmasraya, di tahun 2022 lebih dari 4000 mahasiswa diturunkan ke daerah.

Menariknya, untuk KKN di Kecamatan Bonjol, Nagari Koto Kaciak hanya terdapat 1 kelompok KKN yang berjumlah 21 mahasiswa. Padahal, di kecamatan lain bisa terdiri sampai 3-5 kelompok KKN. Jumlah mahasiswa pun terbilang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok lain yang bisa berjumlah 28 orang. Dalam setiap kelompok KKN, masing-masing akan mendapatkan satu dosen pembimbing lapangan (DPL) yang akan membimbing kelompok KKN dalam melaksanakan program kerja nantinya. DPL kelompok KKN Nagari Koto Kaciak bernama Muhammad Ilhamdi Rusydi, seorang dosen dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Andalas.


Sedikit informasi, Bonjol adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Bonjol berbatasan langsung dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Lubuk Sikaping. Uniknya, dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman, Kecamatan Bonjol lah yang nantinya akan dikembangkan secara serius sebagai pusat destinasi wisata Pasaman. Karena hanya di Bonjol lah terdapat titik nol derajat khatulistiwa atau garis equator sekaligus merupakan tanah kelahiran Tuanku Imam Bonjol, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Di equator, panggilan penduduk setempat untuk kawasan taman equator yang terdapat titik nol derajat, pengunjung akan disambut dengan sebuah gerbang bertuliskan “Anda Melintasi Khatulistiwa” beserta tugu equator berbentuk bangunan bulat besar berwarna biru muda yang menyerupai bola dunia.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi


Saat yang tepat untuk berwisata ke Bonjol adalah ketika matahari benar-benar berada di titik nol derajat atau titik kulminasi dimana bayang-bayang tubuh pada siang hari akan hilang dari permukaan tanah yang terjadi pada tanggal 21-23 Maret dan 23-23 September setiap tahun.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi


Selagi melaksanakan program kerja yang telah disusun sedemikian rupa, mahasiswa KKN Koto Kaciak tak lupa untuk jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di Kecamatan Bonjol. Salah satunya adalah museum Tuanku Imam Bonjol. Saat pertama tiba, pengunjung akan disambut patung Tuanku Imam Bonjol yang sedang menunggang kuda dengan posisi kaki kiri kuda mengangkat ke atas. Museum ini terdiri dari dua lantai. Di lantai satu, pengunjung akan disuguhi perpustakaan bernuansa vintage, kaca-kaca berisi pakaian adat khas Minangkabau dan pakaian zaman Belanda, serta melihat relief pahlawan Tuanku Imam Bonjol dalam peperangan. Beranjak ke lantai dua, benda-benda yang dipamerkan pun tak kalah menarik. Ada lukisan-lukisan besar zaman peperangan, senjata perang seperti pedang dan meriam, sampai peralatan dapur yang dipakai kaum wanita pada zaman itu sebagai logistik perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun