Defisiensi Vitamin D seringkali dikaitkan dengan kondisi depresi. Seseorang yang didiagnosa mengalami depresi kerap dikaitkan dengan kurangnya asupan vitamin D. Benarkah demikian? Benarkah kurangnya asupan vitamin D bisa memicu gangguan kesehatan mental seperti depresi?
Vitamin D menjadi salah satu nutrisi penting bagi tubuh yang bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh, menyehatkan tulang, serta menunjang pertumbuhan sel. Namun, vitamin ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Dengan kata lain, diperlukan bantuan dari luar untuk memperolehnya.Â
Biasanya, untuk mendapatkan vitamin D adalah dengan memaparkan tubuh pada sinar matahari. Sebab itu, kita diimbau untuk sering berjemur pada pukul 10 pagi agar mendapatkan vitamin D secara alami.
Seseorang yang kekurangan vitamin D dapat mengalami berbagai masalah kesehatan. Seperti pengurangan kepadatan tulang, meningkatkan risiko osteoporosis, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh.Â
Bukan hanya itu, kekurangan vitamin D atau defisiensi vitamin D juga sering dikaitkan dengan pemicu depresi. Depresi merupakan kondisi medis yang mengubah pikiran, perasaan (mood), atau perilaku seseorang.
Mengutip dari laman WebMD, sebuah studi tentang suplementasi vitamin D dan depresi menunjukkan hubungan antara keduanya. Satu-satunya keterbatasan penelitian ini adalah tidak membuktikan bahwa kekurangan vitamin D menyebabkan depresi. Orang dengan depresi mungkin memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah, tetapi kekurangan vitamin D tidak menyebabkan penyakit.
Jika penyebab depresi adalah kekurangan vitamin, maka suplementasi akan membantu mengurangi tanda dan gejalanya. Peningkatan kadar vitamin juga akan mencegah terjadinya depresi, tetapi hal ini tidak terjadi.
Ada kemungkinan penjelasan lain mengenai korelasi antara kekurangan vitamin D dan depresi. Banyak kelompok yang berisiko tinggi mengalami depresi juga cenderung mengalami kekurangan vitamin D.Â
Seperti remaja, penderita obesitas, lansia, dan penderita penyakit kronis adalah kelompok yang paling rentan mengalami kekurangan vitamin D. Mereka juga berisiko lebih tinggi terkena depresi.
Penelitian lain dari Amerika yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatric Research pada tahun 2017 juga mengungkapkan, asupan vitamin D tidak mempengaruhi gejala depresi. Konsumsi vitamin D oleh partisipan tidak mengurangi suasana hati yang buruk atau gejala kecemasan yang dialami.Â