Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Bola

Shin Tae-yong Ancam Mundur Jika Iwan Bule Mundur, Netizen Geram, Gaungkan Tagar STY Out

12 Oktober 2022   21:40 Diperbarui: 12 Oktober 2022   21:54 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iwan Bule dan Shit Tae-Yong yang dikenal akrab sebagai ketua Umum PSSI dan pelatih Timnas Indonesia. (instagram @mochamadiriawan84)

Nama Shin Tae-Yong dan tagar STY Out atau #STYout trending.

Gara-garanya ancaman pelatih timnas asal Korea Selatan itu yang mengancam akan mundur jika  Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan atau Iwan Bule mundur pasca tragedi Kanjuruhan.

Ancaman STY disampaikan melalui akun instagram pribadinya, @shintaeyong7777

Sebelumnya desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI trending duluan.

Iya dituntut mundur menyudul tragedi penanganan kerusuhan di Tragedi Kanjuruhan yang menawaskan 132 orang.

Namun mantan Kapolda Metro Jaya itu cenderung bertahan dan menyalahkan pihak lain.

Misalnya ia menyalahkan Panitia Pelaksana pertandingan antara Arema vs Persebaya.

Ia juga sempat menyebut bahwa tragedi Kanjuruhan yang menewaskan jumlah kematian terbesar kedua di dunia itu sebagai musibah.

Ada pun pernyataan bernada ancaman STY dibuat dalam rulisan panjang bahasa Korea dan Bahasa Indonesia seperti di bawah ini;

Pertama-tama saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan, Malang. Saya juga seorang suami dari istri dan seorang bapak dari 2 anak. Saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga korban.

Saya ingin memberikan harapan kepada semua orang Indonesia yang tersakiti karena tragedi kali ini walaupun dukungan saya tidak dapat menjadi kekuatan yang besar bagi keluarga korban.

Cara saya untuk memberi harapan adalah memberikan hasil baik dengan berprestasi di sepak bola yang masyarakat sukai.

Seseorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI.

Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri.

Karena saya pikir jika terdapat kesalahan dari rekan kerja yang bekerja bersama sebagai 1 tim, maka saya pun juga memiliki kesalahan yang sama. Kita adalah 1 tim.

Sepak bola tidak bisa sukses jika hanya performa 11 pemain inti saja yang bagus, bukan juga hanya staf pelatih saja yang bagus, kita bisa mencapai kesuksesan ketika semuanya menjadi satu tim mulai dari pemain inti, pemain cadangan, staf pelatih, official, semua karyawan federasi termasuk Ketua Umum. 


Sikap STY itu membuat netizen jadi geram dan mempersilahkan STY meninggalkan Indonesia.

Kegeraman netizen digambrtkan dengan muncunya hingga muncul tagar STY out atau #STYout

Berikut cuitan netizen terhadap #STYout

@priboemijakarta: Fuck STY #STYOut #STYOut #STYOut

@UnitedMansion: Demi memanusiakan manusia #STYOUT

@YasminNuha5: I love you, but i love my self more.  Shin Tae-yong Lesti #STYOut

@tribunkultur_: #IwanBuleOut #STYout #AsnawiOut fuck em all

@RafliDP: We love you, Shin. Get outta here! #STYout

@Valar_morghuli5: Terimakasih coach atas sumbangsihnya .tp ada yg lebih berharga dari sepakbola.nyawa manusia.#STYOut

@yuwcan1: #STYOut fuk them all

@fatkuliah: You're nothing special, Shin! #STYOut

@qwillkomerz: Goodbye then...thanks for everything coach but humanity above football

Profil Shin Tae-yong

Shin Tae-yong ahir 11 Mei 1970, ia adalah mantan pemain sepakbola berkebangsaan Korea Selatan yang kini menjadi pelatih tim nasional Indonesia.

Ia merupakan mantan pelatih tim nasional Korea Selatan di Piala Dunia 2018 Rusia.

Karier klub

Setelah lulus dari Universitas Yeungnam, Shin menghabiskan 12 musim bermain untuk Ilhwa Chunma.

Dia memenangkan K League Young Player of the Year Award pada tahun 1992, tahun pertama karir profesionalnya.

Dia adalah pemain kunci bagi Ilhwa Chunma ketika mereka memenangkan Liga K selama tiga tahun berturut-turut dari 1993 hingga 1995.

Khususnya pada tahun 1995, ia menjadi Most Valuable Player of the K League, dan juga memenangkan Asian Club Championship di akhir tahun.

Setelah itu, Ilhwa Chunma tersendat untuk sementara waktu, tetapi mereka berhasil menaklukkan liga lagi di bawah kontribusi Shin.

Mereka sekali lagi memenangkan liga selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 2001 hingga 2003, dan dia juga memenangkan Penghargaan MVP keduanya pada tahun 2001.

Dia mencetak 99 gol dan memberikan 68 assist dalam 401 pertandingan di Liga K, serta Piala Liga Korea.

Dia bisa menjadi pria satu klub, tetapi datang ke Australia untuk bermain untuk Queensland Roar di A-League.

 Dia dianggap sebagai salah satu pemain K League terbaik sepanjang masa, dan terpilih untuk K League 30th Anniversary Best XI pada tahun 2013

Ia kemudian direkrut oleh Queensland Roar di A-League Australia pada tahun 2005, ia pensiun karena masalah pergelangan kaki.

Dia menerima peran asisten pelatih di klub, membantu Miron Bleiberg terutama dengan keterampilan teknis.

Sebagai pemain, dia adalah seorang gelandang serang.

Ia mendapat julukan "Rubah Tanah" dengan membedakan secara jelas saat mengoper dan menggiring bola dengan permainan sensual dan cerdas.

Pada tahun 2009, Shin menjadi manajer sementara Seongnam, memimpin tim ke tempat kedua di Liga K 2009 dan Piala FA Korea 2009, meskipun menderita kekurangan dana.

Dia menandatangani kontrak permanen pada tahun berikutnya dan segera membawa kesuksesan, memenangkan Liga Champions AFC 2010 dan Piala FA Korea 2011.

Dia menjadi orang pertama yang memenangkan Liga Champions AFC sebagai pemain dan manajer.

Namun, kinerja tim menurun di musim 2012, diperparah dengan kematian Sun Myung Moon, pendiri Gereja Unifikasi yang dimiliki klub, di tengah musim.

Dia akhirnya mengundurkan diri dari Seongnam setelah menyelesaikan musim.

Pada Agustus 2014, ia menjadi asisten pelatih tim nasional Korea Selatan.

Di bawah Shin, Korea Selatan mencapai final Piala Asia untuk pertama kalinya dalam 27 tahun.

Manajer Korea Selatan pada waktu itu adalah Uli Stielike, tetapi peran kepelatihan sebenarnya dilakukan oleh Shin, yang bertanggung jawab atas taktik dan pelatihan tim.

Shin juga mengelola tim U-23 Korea Selatan pada saat yang sama[8] dan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2016.

Korea Selatan memenangkan grup mereka dengan memperoleh 7 poin melawan Jerman, Meksiko, dan Fiji, tetapi mereka secara mengejutkan tersingkir oleh Honduras di perempat final.

Pada 22 November 2016, Shin ditunjuk sebagai manajer tim U-20 Korea Selatan untuk mempersiapkan Piala Dunia U-20 FIFA 2017 di kandang sendiri.

Oleh karena itu, saya meninggalkan tim senior untuk berkonsentrasi pada tim U-20.

Di Piala Dunia, Korea Selatan menempati posisi kedua di grup mereka dengan 6 poin dan maju ke babak sistem gugur, tetapi mereka kalah dari Portugal di babak 16 besar.

Setelah Shin meninggalkan tim senior Korea Selatan, Stielike membuat hasil buruk di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 dan akhirnya dipecat oleh Asosiasi Sepak Bola Korea.

Pada 4 Juli 2017, Shin menjadi manajer tim senior menggantikan Stielike.

Pada bulan Desember, ia memenangkan Kejuaraan Sepak Bola EAFF E-1 2017, mengalahkan saingan beratnya Jepang di pertandingan terakhir 4-1.

Meski dua kali imbang tanpa gol, Korea Selatan di bawah asuhan Shin juga lolos ke Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia.

Mereka tergabung dalam grup yang sama melawan Swedia, Meksiko dan juara bertahan Jerman. Korea Selatan kalah 0-1 dari Swedia dan 1-2 dari Meksiko, tetapi mengejutkan semua orang dengan mengalahkan Jerman 2-0.

Pada 28 Desember 2019, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengukuhkan penunjukan Shin sebagai pelatih timnas Indonesia, menggantikan Simon McMenemy.

Dia diberikan kontrak 4 tahun.

Setelah awal yang buruk pada masa jabatannya di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, ia memimpin Indonesia dengan usia skuad rata-rata 23,8 tahun ke final Kejuaraan AFF 2020.

Pada Juni 2022, ia memimpin Indonesia lolos ke Piala Asia AFC 2023, mengakhiri 16 tahun absennya Indonesia dari kompetisi, menyusul kemenangan 2-1 melawan Kuwait dan kemenangan 7-0 melawan Nepal pada matchday terakhir untuk memastikan kualifikasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun