Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Drama Politik" Pengunduran Diri Dirut PD Dharma Jaya

17 Maret 2018   13:29 Diperbarui: 18 Maret 2018   09:27 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengunduran diri Direktur Utama PD Dharma Jaya, Marina Ratna Dwi Kusumajati seperti sebuah drama yang sebenarnya terbaca penyebabnya namun dibikin samar dalam ceritanya. Kasus Dirut Dharma Jaya boleh jadi merupakan salah satu cermin bagaimana pasangan Anies-Sandi mengelola birokrasi.

Kasus ini bermula dari kebijakan Pemprov DKI melalui Wagub Sandiaga Uno yang menyatakan menghentikan penyertaan modal daerah (PMD) untuk PD Dharma Jaya. Ketika ini ditanyakan Sandiaga, Marina Ratna menjawab bisa dari sudut bisnis.

"Beliau itu salah pengertian ketika aku ditanya pada waktu meeting. Beliau tanya, 'Bu Rina enggak dapat PMD bisa enggak?'. Bisa, kalau untuk bisnisnya bisa tanpa harus dapat PMD," ujar Marina di Gedung DPRD DKI Jakarta,  Selasa (21 Nopember 2017). "(Tetapi) kan beliau tidak tahu secara teknisnya bahwa ini buat membeli daging," tambah Marina.

Sandiaga pun tampak bergembira. Ia bahkan mengklaim bahwa jajaran direksi lima BUMD DKI Jakarta tak keberatan meski mereka tidak diberi PMD pada 2018. Menurut Sandi, jajaran direksi kelima BUMD tersebut justru merasa bersyukur.

"Dari lima BUMD yang PMD-nya pernah diusulkan, bertemu saya, dan bilang, 'Alhamdulillah, Pak. Dengan begini, kami bisa lebih mandiri. Selama ini kami diberikan modal pemerintah justru merasa kebebanan karena ada penugasan dan lain sebagainya'," kilah Sandi ketika itu.

Marina mengatakan, PMD itu digunakan untuk membeli daging-daging subsidi bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). Jika PMD dihapus, satu-satunya cara adalah memanfaatkan public service obligation (PSO) untuk membawa down payment-nya.

Namun sudah nggak lagi dapat dana PMD, PSO yang dijanjikan Rp 41 miliar pada Novermber 2017 belum turun juga.  Akibatnya Marina mengaku harus mengutang ke pengusaha pemasok ayam sekitar Rp 80 miliar. Salah satu pagawainya pun kena semprot dari vendor tersebut karena tak kunjung bayar utang.

Karena sudah tak tahan lagi, Rina kemudian menghadap Sandiaga Uno dan menyatakan mengundurkan diri sebagai Dirut PD Dharmajaya Selasa (6/3). Ia membantah menangis saat itu, namun datang ke Sandiaga mengundurkan diri. "Bahwa saya datang nangis-nangis ke Pak Sandi, itu tidak lho. Saya datang ke sana mengakukan pengunduran diri. Tolong catat itu. Serius. Saya tidak pernah menangis," kata Marina kepada wartawan, Kamis (15/3).

Sehari sebelumnya, Sandiaga Uno mengaku telah bertemu Ratna Dwi Kusumajati membahas dana PSO guna membeli ayam untuk subsidi pangan. Dalam pertemuan itu, kata Sandiaga, Marina sempat menangis karena dana PSO itu tak kunjung turun.

Adapun alasan mundur dari Dharma Jaya, Marina mengaku karena kesal dengan kinerja satuan kerja perangkat dinas (SKPD) yang mempersulit dirinya.

Sebagai Dirut BUMD yang bertugas menyediakan pasokan daging sapi dan ayam, Marina harus terus menyediakan pasokan, tetapi di sisi lain dana untuk subsidi yang dijanjikan Sandiaga tak juga dicairkan sejak November 2017 lalu. "Masuk akal enggak sih dari bulan November PSO  untuk DP belum keluar sampai tanggal segini? Masuk akal nggak?" tanya Marina.

"Saya kalau mau dijatuhkan bukan dengan cara begini! Ini kan pasar terus-terusan minta ayam," imbuhnya.

Saat Marina mengajukan pengunduran diri, Sandiaga mengaku telah meminta Marina membatalkan rencana tersebut. Pasalnya, Idul Fitri sudah semakin dekat dan harga daging dipastikan akan meningkat.

Selain itu Sandiaga mengaku Marina adalah salah satu CEO terbaik yang dimiliki BUMD DKI. Ia merupakan satu-satunya CEO perempuan yang memimpin BUMD.

Namun sikap Sandiaga berbeda 180 derajat dengan sikap Gubernur Anies Baswedan. Anies justru mempersilahkan Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati jika ingin mengundurkan diri dari jabatannya.

"Kalau (Dirut PD Dharma Jaya) pengin mundur, mudur saja lah, gak usah pakai ancam-ancaman, mundur saja," ujar Anies di Gedung Intiland Jakarta, Jumat (16/3).

Anies menambahkan, pada masa kepemimpinannya sebagai gubernur tak ada satu orang pun yang tak bisa digantikan. Ia mengaku sangat menghargai orang yang bersikap profesional. Namun, saat ditanyai apakah sikap yang ditunjukan Marina menggambarkan ketidakprofesionalan, Anies tak menjawab dengan lugas. "Anda nilai sendiri. Jadilah orang profesional titik," kilah Anies.

Mungkin saking kesalnya, Ratna Dwi Kusumajati memang sempat menyebut kinerja Anies tidak sebaik masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Seperti yang dilansir Poskotanews.com,  Marina menilai kinerja dan koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)  saat ini tidak sebaik saat pemerintahan Ahok. Marina mengaku sebenarnya bersedia membantu  pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, namun iklim kerja membuatnya sudah tidak betah.

Memang sempat ada bantahan dari Sandiaga Uno bahwa ada miskoordinasi antara Ratna Dwi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian  dan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta. Terutama terkait dengan acuan hukum dimana Ratna menggunakan Pergub lama, sedang yang lain pergub baru.

Kepala BKPD DKI Jakarta Michael Rolandi juga mengatakan bahwa dana PSO sudah cair. Michael mengatakan jumlah PSO yang cair sebesar Rp 54 miliar. Dana tersebut dibagi untuk pembayaran daging periode Desember 2017 sebesar Rp 13 miliar. Nah yang Rp 41 miliar itu untuk uang muka pengadaan (daging) tahun 2018.

Namun bantahan itu sepertinya tak kan mengubah sikap Marina, termasuk mungkin juga Anies yang takkan mau mempertahankannya.

Marina mengaku telah mendengar isu dirinya merupakan direktur BUMD yang akan diganti Anies pada April mendatang. Marina memgaku hanya akan bertahan menyelesaikan masa jabatannya selain diminta Sandi untuk tetap menjadi Dirut PD Dharma Jaya.

Jika merunut ke belakang, sikap Anies dan isu pergantian Marina diduga karena ia menjadi sosok Dirut BUMD yang dekat dengan Ahok alias "orang" nya Ahok. Munculnya isu bahwa ia sempat mengeluarkan kebijakan shalat Jumat dua shift menjadi salah satunya.

Isu itu muncul tak kala ada tuntutan dari karyawan PD Dharma Jaya dalam sebuah unjuk rasa. Berita tersebut langsung dikutip sejumlah media namun bantahan dari Marina tak pernah dimuat media yang sama. Ia mengaku tak mungkin melarang umat Islam untuk shalat Jumat karena hukumnya wajib. Jika shift yang dimaksudkan adalah saat umat Islam shalat Jumat, umat non muslim yang menggantikan. 

Selama memimpin, Marina termasuk dirut yang sukses. Selain mampu merestruktrisasi hutang,  laba perusahaan terus mengalami menaikan. Misal laba perusahaan di triwulan I sebesar Rp 533 juta. Sedangkan untul laba triwulan II tahun 2017 sebesar Rp 552 juta. Di bawah kepemimpinannya, Dharma Jaya termasuk kreatif dengan membuka situs jual beli daging di  Beli Daging

Padahal Dirut Dharma Jaya sebelumnya yakni Zainuddin terpaksa ditangkap kejaksaan di sebuah hotel di kawasan Cilegon, Banten, karena terlibat korupsi.

Apa boleh buat, politik birokrasi jaman Anies -- Sandi tampaknya tak memberikan ruang bagi orang kreatif dan berprestasi seperti Marina .

"Tidak ada orang yang tak bisa diganti, tidak ada orang yang irreplaceable, everyone is replaceable," kata Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun