Jodoh memang di tangan Tuhan. Namun untuk menemukan jodoh ada kisahnya masing-masing. Ada yang mudah, berliku, bikin haru, bahkan lucu.
Kisah pencarian jodoh yang lucu dan bikin terharu itulah yang dilakoni tiga jurnalis muda lulusan sebuah universitas di Surabaya, yakni Dayat, Cahya, dan Johan. Mereka sama-sama bekerja di sebuah perusahaan pers di Jakarta. Kebetulan mereka juga ngekos di tempat yang sama.
Bekerja, bekerja, dan bekerja adalah tujuan utama mereka di Jakarta. Semangat muda mereka benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan perusahaan sekaligus kepentingan karier mereka masing-masing.
Dalam perjalanan waktu, kisah asmara ketiganya tak bisa terabaikan. Dayat menjadi orang pertama yang menyatakan sudah punya pasangan. Tak jauh- jauh memang, cewek yang berhasil digaet Dayat adalah kawan satu kantor. Maya namanya.
Dayat adalah jurnalis bidang ekonomi sementara Maya karyawati bagian iklan. Demi memperoleh target iklan, keduanya sering dipertemukan dalam acara serupa. Benih-benih cinta pun muncul. Lalu mereka jadian.
Begitu mudahkah? Ternyata tidak. Setelah menaklukan pasangannya, Dayat ternyata harus juga menundukkan hati kedua orangtua Maya. Calon mertua wanita tampaknya tak masalah. Yang jadi soal serius adalah sang calon mertua pria.
Rupanya ayah Maya tak setuju anaknya memperoleh suami seorang jurnalis. Katanya, jurnalis tak bisa jadi kaya. Dayat tersinggung dengan ucapan itu. Tapi ia tak berdaya. "Mungkin saja anggapannya benar," ucap Dayat di hadapan Johan, Cahya, dan kawan-kawan kos lainnya.
Suatu hari ia berkunjung ke rumah sang kekasih. Usai mengetuk pintu beberapa kali, Dayat kemudian mengintip kondisi rumah melalui kaca jendela. Saat bersamaan ayah Maya juga menyibak korden untuk mengetahui siapa tamunya.
Seolah permainan "Ciluk baaa," Dayat bertatapan muka dengan calon mertua yang membencinya. Ia sempat mundur saking kagetnya. Jantungnya segera berdegub kencang. Begitupun ayah Maya. Keterkejutan tampak dialami sang calon mertua.
Pria yang sebagian rambutnya sudah beruban itu lantas masuk ke rumah. Ia menyuruh Maya yang membukakan pintu. Ayah Maya tampaknya tak sudi melanjutkan tatap muka dengan calon menantunya.
Hari itu serasa neraka buat Dayat.
***
Cahya ingin mengikuti jejak Dayat. Salah satu cewek yang dia incar adalah Naning, dari bagian resepsionis.
Berbagai cara ia tempuh untuk memperoleh simpatinya. Misalnya, setelah kembali dari Surabaya, Cahya secara khusus membelikan oleh-oleh untuk Naning.
Wanita itu tampak senang-senang saja. Ia memang cukup ramah, mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.
Masalahnya, saingan Cahya cukup banyak. Jurnalis muda lainnya juga berlomba memperoleh tempat di hati Naning. Seperti juga Cahya, masing- masing memiliki berbagai jurus pedekate.
Namun secara mengejutkan, Naning akhirnya menempelkan undangan pernikahan dengan Kiko, salah satu nama jurnalis yang tak pernah diduga bakal menjadi pemenangnya. Bagaimana Kiko dan Naning jadian? Hampir semua pesaingnya tak tahu dan tak memahaminya.
Mungkin hanya malaikat dan Kiko-Naning sendiri yang tahu. Banyak yang patah hati, termasuk Cahya. Namun mereka segera melupakannya, karena dunia toh tak sedaun kelor. Jumlah wanita juga lebih banyak daripada pria.
***
Bagaimana dengan Johan? Dibanding Dayat dan Cahya, ia memang paling pendiam. Ia tak gampang mengumbar kisah sekitar cewek yang diimpikannya.
Johan beralasan belum keburu ingin punya pasangan karena masih punya tanggungan. Yakni dua adik yang harus dibiayai sekolahnya.
Meski tak agresif, ternyata ada juga cewek di kantornya yang menyukai Johan. Suatu kali, Johan malah sempat diadili teman-teman satu kosnya karena dianggap menelantarkan wanita.
Ceritanya, Siska si cewek itu, menanyakan keberadaan Johan kepada Dayat, Cahya, dan teman satu kosnya. Siska bilang sudah janjian.
"Kalau sudah janjian ditepati dong. Hargailah wanita. Ibumu juga wanita." Begitu salah seorang kawan mengadilinya.
Johan mengakui telah janjian dengan Siska. Namun penyebab utama ia mengingkari janji tak pernah diungkapkannya. Ia memilih menerima hujatan kawan-kawannya dan berjanji untuk minta maaf kepada Siska.
Kejadian sesungguhnya adalah karena Johan kesal, lebih tepat cemburu kepada Siska. Saat itu, Johan sudah menunggunya di suatu tempat di kantornya. Ternyata Siska tak muncul-muncul juga. Lalu Johan melihat Siska malah bercanda mesra dengan Dewata, yang dikenal sebagai mantan cowoknya. Dengan hati panas, Johan lalu pergi. Telepon dan SMS dari Siska dicuekinnya.Teramat sepele memang.
Esok harinya, dengan senang hati Siska memaafkan Johan. Mereka lalu jalan bareng, nonton bioskop, ngobrol sana ngobrol sini, ketawa-ketiwi. Beda dengan Siska yang terbuka, Johan berusaha menutupi hubungan tersebut dari pengetahuan teman-temannya.
Rupanya perbedaan sikap itulah yang membuat hubungan mereka renggang sendiri tanpa sempat memunculkan komitmen. Johan menganggap Siska terlalu agresif. Sebaliknya, Siska menganggap Johan sebagai pria peragu.
Mungkin karena sudah dua kali gagal, Siska lalu pindah kantor. Kebetulan ia diterima menjadi PNS di sebuah departemen basah yang kini memunculkan nama Gayus Tambunan.
Kawan-kawan kembali menyalahkan Johan yang telah menyia-nyiakannya.
Kebetulan Cahya juga ngepos di departemen tersebut. Ia jadi kerap bertemu dengan Siska. Karena satu kos, Cahya pun menyampaikan salam Siska kepada Johan.
Cahya bilang sebenarnya Siska masih menyukai Johan dan bersedia untuk CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Tapi Johan meminta Cahya menyampaikan permohonan maafnya. Johan bilang belum siap mencari pasangan lagi, entah sampai kapan.
***
Dayat sendiri akhirnya berhasil meluluhkan hati sang mertua. Dayat-Maya pun menikah. Cahya dan Johan menjadi orang pertama yang datang ke acara resepsi pernikahannya.
Siapa bakal menyusul Dayat? Cahya dan Johan rupanya tak berani taruhan. Mereka menyatakan jodoh tak bisa dipertaruhkan, jodoh ada ditangan Tuhan.
Ternyata Dayat memperoleh tawaran pekerjaan lebih baik. Ia pindah ke rumah mertua indah. Sedang Johan dan Cahya memutuskan mencari tempat kos yang baru.
Suatu hari, tanpa di sengaja, Johan bertemu Cahya di Jalan Sabang. Ketika itu keduanya sama-sama menggandeng pasangan. Namun yang bikin Johan terkejut, ternyata cewek yang digandeng Cahya adalah Siska. Apakah mereka jadian? Pertanyaan itu langsung menggelayut di pikiran Johan.
Karena takut mengejutkan, Johan memilih menyelinap di pertokoan agar tak diketahui Cahya dan Siska. Susan, cewek yang tengah dipacari Johan bingung. Ia baru ngeh setelah dikasih tahu Johan tentang latar belakang menghindari pasangan pria-wanita di seberangnya.
Pada titik tertentu Cahya ingin menyampaikan sesuatu yang dianggapnya sangat penting kepada Johan. Cahya mengaku tak mudah untuk menyampaikannya.
Setelah menangkap maksudnya, Johan mengusulkan agar hal penting itu disampaikan di tempat yang rileks. Johan juga mengusulkan agar mengundang Dayat sebagai saksinya, biar lebih santai. Cahya setuju.
Mereka lalu janjian di sebuah restoran di Taman Ismail Marzuki (TIM). Sebelumnya, Johan telah memberi tahu Dayat bahwa sesuatu yang penting itu adalah tentang Siska. Mungkin Cahya berat menyampaikan bahwa ia akhirnya harus berpacaran dengan Siska, yang dikesankan sebagai "bekasnya" Johan.
"Dia mungkin hendak memberikan suprise. Jadi seolah-olah kita nanti kaget sekali." Dayat mengangguk-angguk mendengarkan pesan dari Johan.
Ternyata apa yang mereka perkirakan benar adanya. Cahya menyampaikan sudah jadian dengan Siska. Seperti dalam skenario awal, Johan dan Dayat pura-pura terkejut.
Mereka pun mengakhiri acara dengan makan-makan yang enak-enak. Semua dibayari Cahya yang tampak sedang berbahagia.
Sedang Johan dan Dayat tersenyum-senyum dibuatnya.
***
Jodoh memang di tangan Tuhan. Johan kemudian pindah kerja seperti Dayat. Di sana ia menemukan jodohnya .
Karier Dayat sendiri melesat. Ia jadi bos dan kaya . Dayat berhasil mematahkan anggapan miring mertuanya, meski sang mertua meninggal dunia tanpa melihat hasil jerih payahnya.
Bagaimana dengan Cahya? Ia menikah paling akhir dan bukan dengan Siska. Cahya menikah dengan seorang istri yang soleha, sabar, dan setia. Ya, istri sangat setia karena dengan sabar dan ikhlas merawat Cahya yang sejak tiga tahun lalu menderita penyakit stroke sehingga tak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H