Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Merindukan Nurdin Halid, Jiah...

21 Mei 2011   18:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai survei Indo Barometer yang menghebohkan tentang Presiden yang disukai masyarakat diterapkan pada kondisi PSSI sekarang, mungkin menarik juga hasilnya. Ketika itu survei menghasilkan nama Soeharto melambung melebihi nama Soekarno, Megawati, Habibie, Abdurahman Wahid, termasuk Presiden berkuasa saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tapi survei itu pertanyaannya begini, lebih baik mana kondisi PSSI di bawah Nurdin Halid (NH) dengan kondisi PSSI sekarang ini. Dalam keadaan masyarakat yang kesal dengan Arifin Panigoro dan George Toisutta (AP-GT) dengan kelompok 78-nya, pastilah akan ada yang berpaling pada NH. Lihat saja judul salah satu media Online malam ini: Tindakan kelompok 78 lebih memalukan  dibanding kubu NH.  Pernyataan itu disampaikan anggota Komite Normalisasi Hadi Rudyatmo. Menurutnya, kelompok 78 pendukung GT-AP telah mempermalukan bangsa dan negara di hadapan masyarakat sepak bola dunia.  “Komite Normalisasi tidak sanggup menormalkan mereka,” kata Rudy. Ngototnya kubu AP-GT yang dilarang tampil mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI oleh FIFA melalui Komite Normalisasi bukan saja menghambat munculnya pimpinan PSSI yang lebih netral, tapi membuat kubu NH menjadi percaya diri. Salah satu calon Ketua Umum PSSI  Achsanul Qosasi, misalnya, dengan bangga mengaku sebagai orang lamanya Nurdin Halid. ''Namun, para anggota komite eksekutif nanti adalah orang-orang baru yang dipilih oleh anggota. Jadi, dengan gabungan orang-orang baru dan saya sebagai orang lama yang bisa belajar dari pengalaman lalu, saya yakin PSSI bisa berubah ke arah yang lebih baik," janji Achsanul seraya menceritakan pengalamannya menggeluti sepakbola bersama NH. Ia juga berjanji akan mengakomodir Liga Primer Indonesia (LPI) jika nantinya terpilih sebagai ketua umum PSSI 2011-2015. LPI sendiri indentik dengan AP. Kadir Halid, adik NH juga sempat bersuara lantang. Ia dengan tegas akan mendukung pasangan calon ketum dan waketum PSSI, Agusman Efendy dan Erwin Aksa pada pemilihan di Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta. Begitulah. Kongres PSSI di Hotel Sultan Jumat (20/5) malam itu ternyata mengalami kebuntuan. Jika akhirnya FIFA memutuskan memberi sanksi kepada PSSI tak boleh tampil di laga internasional—termasuk SEA Games 2012 di Jakarta dan Palembang--maka kelompok 78 dengan AP-GT di belakangnya akan dianggap sebagai biang kerok. *** Sebenarnya sangat bisa dipahami mengapa AP-GT ngotot tampil. Mereka merasa sudah punya konsep bagus membangun sepak bola Indonesia, mereka juga sudah membuktikan bisa menggelar LPI yang tentu dengan modal yang tak sedikit. Kelompok 78 adalah kubu yang memegang alasan ini. Hanya saja sebagian besar anggota kelompok ini sebelumnya juga menjadi anggota rezim dan merasakan nikmatnya bersama kepemimpinan NH.  Jadi sesungguhnya, cara-cara Nurdin Halid memperoleh dan mempertahankan kekuasaan  sedikit banyak ditiru kelompok 78. SMS berantai di kalangan wartawan PSSI terkait gizi para calon Ketua Umum PSSI memberi sedikit gambaran bahwa tak ada yang bisa mengimbangi gizi dari AP-GT. Nurdin Halid dalam sebuah kesempatan justru menyalahkan FIFA yang dianggap menciptakan masalah baru dengan mencekal namanya, termasuk AP-GT dan Nirwan Bakrie. Ia tak mau menyalahkan AP-GT yang notabene menjadi musuh utama saat berkuasa. Seperti juga masyarakat yang kecewa dengan kepemimpinan SBY lalu merindukan kembali bangkitnya Soeharto, kondisi awal saat itu juga dialami AP-GT. Masyarakat yang tadinya yakin AP-GT sebagai sosok yang baik, kini menganggap sami mawon.  Kondisi ini dikhawatirkan akan berimbas pada LPI yang sebelumnya dianggap sebagai tontonan alternatif. NH sendiri tak mungkin muncul lagi karena juga dicekal FIFA. Namun paling tidak ia bisa tersenyum bahwa masyarakat sudah salah terlalu menyalahkannya. Bahkan mungkin saja ada yang merindukannya. Jiaaah, serem!.

[caption id="attachment_109537" align="alignnone" width="580" caption="Merindukan Nurdin Halid mencium tangan SBY he-he-he (google.com)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun