Dusun Kretek (12/07) – Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang dapat dikatakan cukup tinggi yaitu 24 persen. Angka ini masih berada diatas batas tolerir angka standar stunting yang ditetapkan oleh WHO yaitu sebesar <20 persen.
Sejalan dengan kebijakan dari WHO, Indonesia menetapkan program nasional stunting sebagai upaya untuk menurunkan angka anak stunting di Indonesia hingga berada di bawah ambang standar WHO. Program nasional ini kemudian diadaptasi menjadi program kerja multidisiplin yang wajib dilaksanakan oleh masing-masing Tim II KKN Undip yang diterjunkan.
Berdasarkan survei yang dilakukan di Dusun Kretek terhadap kader kesehatan terutama untuk kawasan RW 08, diketahui terdapat 3-5 anak penderita stunting per juli 2022 di Dusun Kretek.
Selain itu, banyaknya jumlah balita di Dusun Kretek juga menjadi sasaran yang tepat untuk dilaksanakannya program pencegahan dan pemberantasan stunting.
Atas dasar inilah, disusun program kerja yang disebut “GEMASTING: Gerakan Masyarakat Sadar Stunting” yang dilaksanakan melalui kolaborasi antara kader kesehatan di Dusun Kretek, bidan Desa Lerep, dan Mahasiswa KKN Undip yang diterjunkan di Desa Lerep.
Program pencegahan dan pemberantasan stunting dilaksanakan saat kegiatan posyandu di Dusun Kretek. Program dilaksanakan melalui pembagian pamflet terkait penyebab, dampak, dan cara mengatasi stunting pada anak. Selain itu, mahasiswi KKN juga turut membagikan makanan ringan sehat yang terdiri dari puding, biskuit, susu, dan pisang untuk memancing nafsu makan anak.
Melalui pamflet dan sosialisasi stunting yang dilaksanakan, diharapkan para orang tua dapat meningkatkan awarenessnya terhadap gizi dan kesehatan putra putrinya yang menjadi penerus generasi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H