Mohon tunggu...
Dewi Haroen
Dewi Haroen Mohon Tunggu... Psikolog -

Psikolog Politik & Pakar Personal Branding, Penulis Buku "PERSONAL BRANDING Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik", Narasumber media cetak/online, Radio & TV, Pembicara Seminar & Trainer, https://www.youtube.com/watch?v=oW1vuHKJ4iI http://www.dewiharoen.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersyukur

4 November 2010   15:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu berkata: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim :7) Alunan indah lagu Alhamdulillah yang dinyanyikan Opick bersama Amanda mengingatkan kita kembali akan makna satu kata penting dalam hidup kita, yaitu SYUKUR . Kata "syukur" berasal dari bahasa Arab yang dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untung(lah) yang menyatakan lega, senang, dan sebagainya. Mengapa kita harus bersyukur, tentunya karena Dia telah memberikan segalanya bagi kita. Kita bisa hidup dengan memakai panca indera kita dan akal kita, sehat jasmani rohani, bisa makan dan minum, bisa mengenyam pendidikan, dan bisa mendapatkan rezeki yang berlimpah serta berbagai kenikmatan dunia lainnya. Termasuk kita wajib bersyukur menjadi seorang Muslim yang merupakan anugerah terindah yang kita miliki karena itu Hidayah Allah SWT yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Kebanyakan manusia tidak memahami bahwa manfaat syukur bukan untuk Tuhan melainkan untuk dirinya sendiri. Allah menegaskan hal tersebut dalam Al Quran (AN-Naml : 40) : ''Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) lagi Mahamulia" Artinya disini Allah SWT tidak memerlukan apapun dari manusia, hanya memberi saja tanpa mengharap imbalan apapun. Dengan melakukan syukur kepada Allah, manusia mengakui segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sehingga, manusia yang mampu meneladani Tuhan dalam sifat-sifat-Nya, yaitu yang memberi tanpa menanti syukur (balasan dari yang diberi) atau ucapan terima kasih, akan mencapai tingkat yang terpuji disisi Allah SWT. Adapun cara bersyukur ada 3 macam, yaitu:

  1. Syukur dengan hati, yaitu merasakan kepuasan batin atas anugerah
  2. Syukur dengan lidah, yaitu dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya dengan mengucapkan 'Alhamdulillah".
  3. Syukur dengan perbuatan, yaitu dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan penganugerahannya.

Segala aktivitas manusia di waktu siang dan malam atau sepanjang waktu menurut syair Opick hendaknya merupakan manifestasi dari syukurnya. Manusia dituntut mengucapkan Alhamdulillah saat dimana ia merasakan adanya nikmat Ilahi. Hal ini dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak jemu-jemunya mengucapkan "Alhamdulillah" pada setiap situasi dan kondisi. Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada dipetang hari, dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan ketika kamu berada di waktu zuhur (Ar Rum: 17-18) Pulomas, 4 November 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun