Kemarin saat membuka kompasiana saya baru tahu dari tulisan Omjay bahwa tanggal 27 Okober 2010 adalah hari Blogger Nasional yang ditetapkan oleh Menkominfo M Nuh. Wah, surprise juga ternyata kita para blogger punya hari ulang tahun. Kita blogger? Apakah saya ini blogger? Kadang saya geli sendiri dengan julukan /istilah itu. Karena saat mulai menulis di internet saya tidak tahu persis apakah kegiatan saya itu dinamakan nge-blog/blogger.
Mengapa saya menjadi blogger ya?Seingat sayaalasan utama untuk mewujudkan secuil khayalan masa kecil/remaja yang ingin berkarya/ menulis/membuat buku seperti Ghazali, Sayid Qutb, Hamka, Natsir dan banyak orang-orang besar dan pintar lainya yang sudah lama menghadap Allah (wow…ideal sekali ya!). Melalui tulisan mereka berguna bagi masyarakat banyak pada masanya dan dimasa setelah itu. Mereka seakan masih (tetap) hidup mengajar/menyapa kita melalui tulisan/pendapat/pemikiran mereka hingga kini.
Nah,dengan fenomena makin canggihnya tekhnologi informasi, maka keinginan tersebut bisa terealisasikan dengan mudahnya. Ya, meski karya kita sama sekali belum setara mereka, tapi kita bisa (mulai) mewujudkan impian kita untuk menjadi penulis (amatir) yang (mungkin) berguna bagi masyarakat melalui sharing ide dan pemikiran yang disampaikan melalui tulisan di internet (blog).
Ya, blog merupakan media/tempat/sarana kita yang bukan jurnalis/penulis profesional. Karena sifatnya yang bebas, maka melalui blog kita bisa (belajar) menulis dengan menulis apa saja yang sanggup dan ingin ditulis. Perkara apakah tulisan itu baik/jelek urusan belakangan, yang penting bisa aktif dan produktif menulis. Blog mirip dengan buku bahkan lebih canggih. Kenapa demikian, karena cara kerja kita menulis di blog mirip seperti kita merekam lagu. Sekali kita membuat dan menulis diblog, maka karya itu akan abadi dan menjadi jejak rekam karya penulisnya. Jika tulisan buku bisa hancur/musnah karena termakan usia/rusak, maka blog akan terus ada. Blog adalah rumah/pustaka abadi di dunia maya.Â
Seperti kata Omjay: Dengan menjadi blogger, sebenarnya anda tidak pernah mati. Jasad anda boleh saja mati ditelan bumi, tetapi tulisanmu akan tatap abadi. Dibaca oleh mereka yang tertarik oleh tulisanmu memberikan mereka pengetahuan dan pengalaman hidup yang tidak sembarang orang dapat melakukannya. Terus memberikan ilmu yang bermanfaat di blog walaupun kita telah tiada.Jadi, blogger itu (meski) telah tiada, tetapi tulisannya akan (tetap) hidup sepanjang masa.Dengan demikian, jika kita membuat blog artinya kita telah membuat warisan abadi untuk anak, cucu, cicit, keturunan yang akan hadir dibelakang kita berpuluh-puluh,beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun mendatang.Â
Mereka yang membuat/mempunyai blog saat ini adalah orang-orang yang akan masuk pelaku/bukti/penelitian sejarah peradaban manusia. Manusia mendatang akan bisa meneliti kehidupan manusia di masa kita ini melalui tulisan/foto/video/karya apa saja yang kita buat pada masa ini. Seseorang pada masa yang akan datang bisa meneliti keturunan atau silsilah keluarganya melalui blog yang dibuat oleh (kita-kita) nenek/kakek buyutnya. Terbayang gak sih?! Dengan membayangkan hal-hal tersebut, maka waktu update/posting tulisan saya nothing to loose artinya tidak lagi (terlalu) memikirkan apakah tulisan saya akan menjadi headlines atau booming yang dibaca oleh banyak orang (seketika) tulisan saya itu muncul.Â
 Pulomas, 30 Oktober 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H