Dalam pembelajaran di sekolah, terutama saat pembelajaran di kelas peserta didik diberikan suatu penilaian diri oleh pendidik, untuk mengetahui apakah peserta didik telah sesuai.Â
Oleh karenanya diberikan suatu penilaian. Di Amerika Serikat dan Kanada teknik penilaian yang memiliki tujuan yang formatif ialah penilaian diri dimana penilaian diri memberi kesempatan terhadap siswa agar siswa memiliki keterlibatan dalam pembelajaran tersebut dan membuat mereka lebih mengenal akan diri mereka sendiri, kompetensi yang dimiliki oleh mereka, cara mereka berpikir, strategi yang telah dilakukan oleh mereka, dan penentuan tujuan yang akan dicapai guna meningkatkan pembelajarannya dengan hasil refleksi dari pengenalan tersebut, secara langsung peserta didik dapat memahami bahwa peserta didik membuat kesalahan merupakan bagian dari proses belajar.Â
Penyelenggaraan suatu penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar merupakan suatu indikator kompetensi pedagogik guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007.Â
Lalu dijelaskan pula bahwasannya guru menentukan aspek-aspek proses dan hail belajar yang penting untuk dinilai serta dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut, penentuan prosedur penilaian, dan evaluasi proses serta hasil belajar, pengembangan suatu instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar lalu menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar dalam berbagai tujuan.Â
Kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan merupakan suatu cakupan dalam penyelenggaraan penilaian hasil belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Lalu dalam penilaian kompetensi sikap, salah satu teknik yang dapat digunakan dengan penilaian diri dengan instrument suatu lembaran penilaian diri. Penilaian diri adalah suatu proses menilai kualitas pekerjaan sendiri (misalnya peserta didik menilai tugas mereka sendiri) berdasarkan bukti dan kriteria eksplisit dalam upaya untuk meningkatkan pekerjaan masa depan (Rolheiser & Ross, 2000).Â
Penilaian diri terjadi ketika peserta didik menilai kompetensi diri sendiri lalu menentukan strategi perbaikan sehubungan dengan suatu kesenjangan yang ditemukan antara kompetensi dan suatu kompetensi yang diharapkan terhadap mereka. Lalu dalam teknik penilaian diri juga bukan hanya menilai dari kompetensi tetapi juga bisa untuk penilaian kognitif dan ketrampilan. Penilaian diri juga menunjukkan adanya keefektifan berdasarkan beberapa penelitian dijelaskan bahwa suatu teknik penilaian diri tidak berhenti pada pengembangan diri dan karakter saja tetapi juga mempengaruhi suatu peningkatan kompetensi ketrampilan dan kompetensi kognitif.Â
Lalu pada studi eksperimen yang dilakukan oleh Birjandi (2010) menunjukkan bahwa teknik penilaian diri dapat meningkatkan motivasi siswa Iran dalam pelajaran bahasa inggris. Studi kualitatif yang dilakukan terhadap mahasiswa Pendidikan Dasar di Universitas Notre Dame, Australia ternyata menunjukkan bahwasannya penggunaan model Authentic Self dan Peer Assessment for Learning (ASPAL Model) dapat meningkatkan terhadap autonomi siswa, keterampilan berfikir kritis, meningkatkan refleksi yang pada akhirnya memberi dampak pada peningkatan keterlibatan akademik siswa (Kearney, 2010).Â
Dan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Darla Rae Kelberlau, Lincoln & Nebraska (2006) terhadapa siswa kelas 7 & 8 SMP pada pelajaran Matematika, menerapkan penilaian diri dan membuat goal di awal pembelajaran dan membuat rata-rata pencapaiannya di setiap akhir pembelajaran. Rata-rata tersebut bertujuan untuk menolong siswa mengetahui fokus yang perlu diambil pada saat mempersiapkan tes. Hasil penelitan menunjukkan bahwa siswa bersikap realistis dengan goal mereka dan akurat dengan rata-rata penilian diri mereka sendiri.Â
Selain itu ditemukan juga bahwa siswa memandang positif kegiatan tersebut dan merasa mereka mampu mencapai goal mereka dan dapat belajar dengan lebih baik. Oleh karena itu, adanya proses yang terjadi saat penilaian diri, maka penilaian diri juga berfungsi sebagai suatu penilaian yang berfungsi sebagai suatu penilaian yang formatif. Kunci dalam penilaian normatif ialah bukti pengetahuan dan pemahaman siswa, umpan balik yang diberikan kepada siswa, dan melakukan suatu perubahan terhadap cara mengajar dan cara siswa (Cauley & McMillan, 2010).Â
Penilaian diri juga menjadi suatu penilaian formatif yang efektif dikarenakan informasi yang dikumpulkan bukan hanya berasal dari sudut pandang guru semata tetapi juga terdapat sudut pandang dari siswa dalam menilai suatu hasil belajarnya sendiri. Harapannya siswa menjadi lebih bertanggung jawab dalam belajarnya serta dapat meningkatkan keterlibatan akademik dan motivasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H