1. Akselerasi Jumlah Konsumen Baru
Sejak pandemi COVID-19 dimulai diperkirakan terdapat 12 juta pengguna e-commerce baru. Bahkan 40% di antaranya mengatakan, akan terus mengandalkan e-commerce setelah pandemi berakhir.
2. Pergeseran preferensi metode pembayaran
Menurut survei SIRCLO, preferensi penggunaan dompet digital untuk pembayaran transaksi e-commerce selama pandemi COVID-19 meningkat sebesar 11%. Sedangkan untuk metode kartu kredit dan transfer bank turun masing-masing 10% dan 2%. Bank Indonesia juga mencatat jumlah transaksi uang digital naik 16,7% pada bulan April 2020. Sedangkan transaksi menggunakan kartu debit/kredit justru menurun sebesar 37%.
3. Pertumbuhan tren social commerce
Tren social commerce akan terus bertumbuh dan menjadi penyumbang 40% dari total transaksi e-commerce pada 2022. Dalam surveynya, 94% responden menyatakan bahwa transaksi berbasis percakapan, seperti di Whatsapp, Facebook, ataupun Instagram, sangat mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
4. Tren Festival Belanja 2020 di Tengah Pandemi
Kehadiran festival belanja seperti 9.9, 10.10, dan 12.12 menjadi momen yang penting bagi pelaku UMKM atau para brand untuk mendongkrak transaksi penjualan online di toko mereka. Walaupun dalam situasi pandemi, daya beli masyarakat masih kuat yang dibuktikan dengan adanya kenaikan transaksi.
E-commerce yang mengalami kenaikan di masa pandemi membuat bisnis jasa ekspedisi turut menuai banyak keuntungan. Pasalnya, e-commerce gencar melakukan upaya dengan menawarkan promo termasuk gratis ongkos kirim (ongkir) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Hal tersebut didukung pula oleh media dan teknologi yang memadai di era saat ini. Meskipun jasa ekspedisi mengalami penurunan di awal pandemi karena adanya kebijakan social distancing, namun seiring dengan banyaknya intensitas transaksi e-commerce jasa ekspedisi seperti J&T Express mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 40%.
Untuk mengikuti himbauan dari pemerintah terkait upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 jasa ekspedisi seperti SiCepat telah berupaya mengambil langkah preventif. Dalam operasionalnya karyawan SiCepat menggunakan masker dan sarung tangan, baik dalam pengambilan barang, penyortiran, maupun pengantaran barang. Selain itu telah dilakukan proses penyemprotan disinfektan untuk barang yang melalui proses HUB. Disamping meningkatnya pengiriman barang, perusahaan jasa ekspedisi sudah selayaknya memberikan service yang maksimal, mematuhi protokol kesehatan dan memperhatikan kebersihan saat berinteraksi dengan customer agar kemudian dapat menciptakan situasi yang aman dan nyaman.
Untuk mengantisipasi adanya penurunan pendapatan pajak sebesar 10% tahun ini pemerintah telah mempercepat upaya reformasi perpajakan, termasuk pengenaan pajak atas transaksi pada platform e-commerce untuk mengimbangi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. Akibat menurunnya pendapatan minyak dan gas karena permintaan dan harga global yang juga semakin menurun keuangan publik juga diperkirakan akan terpengaruh.Â