Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

23 Oktober 2023   17:36 Diperbarui: 23 Oktober 2023   17:47 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun budaya positif sangat penting dilakukan di sekolah, sesuai dengan sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid  dan untuk  membatu mencapai visi sebagai Guru Penggerak. Peran seorang pemimpin  adalah bagaimana menjadi pemimpin pada sebuah institusi dalam menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid.

Dalam membangun budaya positif tersebut, tentu harus dibangun strategi menumbuhkan lingkungan yang positif. Dalam setiap sekolah tentunya selama ini telah berusaha menumbuhkan lingkungan yang positif seperti di SMP Negeri 2 Kediri yang telah memiliki tata tertib dan juga kegiatan- kegiatan pembiasaan yang membangun karakter murid. Namun dengan mempelajari Modul 1.4 saya mencoba untuk memahami apakah selama ini yang sudah dibangun di sekolah saya merupakan Budaya Positif dengan menjalankan dispilin dalam arti sebenarnya, ataukah masih berupa sebuah peraturan dengan hukuman. Hal tersebut akan dapat dipahami dengan memaknai 5 kebutuhan dasar murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas, serta strategi apa yang perlu diterapkan yang berpihak pada murid.

Pengimbasan Budaya Positif (dokpri)
Pengimbasan Budaya Positif (dokpri)

Pada akhir materi modul 1.4 saya melakukan pengimbasan/ desiminasi di sekolah saya mengenai :

1. Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal

  • Perubahan paradigma pembelajaran ini merupakan pergeseran antara stimulus respon menjadi teori kontrol., yang terdiri dari : Ilusi guru mengontrol murid. Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat. Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa. Pembelajaran dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid dan berdiferensiasi, sehingga setiap murid akan belajar sesuai dengan kebutuhan dari tahap perkembangannya untuk menjadi manusia yang bisa meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya dimasa depan nanti. Dalam rangka menciptakan lingkungan positif, salah satu strategi yang perlu kita tinjau kembali adalah penerapan disiplin di sekolah kita.
  • Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi  pada murid-murid kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Jika mereka telah memiliki motivasi intrinsik akan  berdampak jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
  • Nilai-nilai kebajikan universal berarti nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. Nilai-nilai ini merupakan 'payung besar' dari sikap dan perilaku kita, atau nilai-nilai ini merupakan fondasi kita berperilaku. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu.

2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

  • Setiap perilaku salah atau tindakan indisipliner yang dilakukan oleh murid kita pasti punya motivasi tertentu yang terbagi menjadi tiga, yaitu : untuk menghindari ketidaknyamanan / hukuman, untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan, kemudian motivasi yang paling baik adalah untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai. Dari tidakan yang didasari motivasi-motivasi tersebut maka seorang guru akan memberikan respon kepada muridnya yang dikategorikan menjadi konsep disiplin identitas gagal dan konsep disiplin identitas sukses. Konsep disiplin identitas gagal mencakup 2 tindakan yaitu memberikan hukuman dan penghargaan, yang dimaksud dengan hukuman adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang bersifat memaksa dan menyakitkan, sedangkan penghargaan adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang dengan suatu imbalan benda / peristiwa yang diinginkan. Kemudian konsep disiplin identitas sukses mencakup 2 tindakan yaitu konsekuensi dan restitusi, yang dimaksud dengan konsekuensi adalah bentuk pengendalian perilaku seseorang yang membutuhkan proses stimulus respon, sedangkan restitusi adalah proses mencipakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan sehingga mereka bisa kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat.

3. Keyakinan Kelas

 Dalam upaya membentuk budaya positif di sekolah perlu adanya keyakinan kelas, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati oleh guru dan murid dalam kelas sebagai acuan dalam berperilaku terhadap diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan tersebut.

4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Murid kita melakukan suatu tindakan indisipliner tersebuat bisa saja karena kebutuhan dasar mereka belum terpenuhi, sehingga mereka berusaha mencari cara agar bisa terpenuhi. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi lima, yaitu : bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, penguasaan, kebebasan, dan kesenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun