Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Money

Karakter Hemat, Cermat, dan Bersahaja dalam Pramuka, Membantu Generasi Muda Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

3 Agustus 2019   23:57 Diperbarui: 4 Agustus 2019   00:29 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) bagi sebagian orang mungkin adalah hal yang masih asing di telinga. Apalagi bagi generasi muda di bangku sekolah. Tidak ada pelajaran khusus mengenai hal ini di sekolah, namun seperti yang kita ketahui, hal ini sangat penting untuk kita lakukan bersama.

Dikutip dari bi.go.id Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi  baku yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil  pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi SSK yang diambil dari berbagai sumber:

” Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”

” Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”

” Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

Lebih lanjut dijelaskan juga SSK sangat penting, apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pelajaran berharga pernah dialami Indonesia ketika terjadi krisis keuangan tahun 1998, dimana pada waktu itu biaya krisis sangat signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. 

Dari pengertian dan pentingnya SSK tersebut, sangat perlu kiranya anak-anak di usia sekolah ikut mengambil andil dalam menjaga stabilitas sistem keuangan (SSK).

Di sekolah ada kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler ( pengembangan diri). Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti semua siswa di kurikulum 2013 adalah Pramuka.

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah :

  1. Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
  2. Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
  3. Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
  4. Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Dari fungsi pengembangan terdapat poin pembentukan karakter. Dalam pembentukan karakter inilah dapat diselipkan mengenai Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dimana dalam Pramuka (Dasa Dharma Pramuka) ke 7, dijelaskan bahwa sikap yang harus dimiliki seorang pramuka adalah "hemat, cermat dan bersahaja".

Sikap dan karakter hemat menurut KKBI adalah berhati-hati dalam membelanjakan uang, dan sebagainya; tidak boros; cermat. Sedangkan cermat penuh minat (perhatian); saksama; teliti. Sehingga dari pengertian tersebut dapat dikatakan dengan perilaku hemat sejak dini seseorang dapat menggunakan uang secara hati-hati dengan memperhatikan hal-hal yang benar-benar penting, membeli sesuatu dibutuhkan, selalu memperhatikan besarnya antara pendapatan dan pengeluaran, memilih barang yang berkualitas bagus dengan harga terjangkau. 

Sedangkan sikap atau karakter bersahaja menurut KKBI berarti sederhana; tidak berlebih-lebihan. Mungkin agak sulit menerapkan sikap sederhana apalagi di era modern seperti sekarang ini. Anak muda cenderung mengikuti trend yang membuat mereka membeli sesuatu yang terbaru.

Namun dengan mendidik anak dengan menerapkan hidup sederhana sejak dini, kita bisa melatih anak agar mampu menahan diri. Hidup sederhana dapat diterapkan dengan menjadi diri sendiri atau tidak meniru gaya orang lain. Menerapkan gaya sesuai dengan keuangan yang dimiliki, salah satunya dengan melakukan apa yang digemari, sehingga tidak ada rasa keterpaksaan dalam melakukan segala kegiatan.

Menjalani hidup sederhana bukan berarti tidak bisa berinvestasi, dalam hal ini anak-anak juga diajarkan menabung agar bisa mengelola keuangan dengan baik. Bersahaja atau sederhana, membuat hidup kita tidak boros, sehingga akan ada sisa uang yang dapat dimanfaatkan untuk ditabung.

Dalam kegiatan pramuka anak-anak dituntut mandiri, jauh dari orang tua, mereka sering meninggalkan rumah untuk melakukan kegiatan kemah, bakti sosial, membantu korban bencana, sehingga perilaku hemat, cermat dan bersahaja ini sangat membantu dalam keseharian mereka.

Kegiatan Pramuka tanpa disadari memang sangat banyak manfaatnya, salah satunya dalam menjaga stabilitas keuangan, yang sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak. Sehingga sangatlah pantas bila ektrakurikuler ini menjadi ektrakurikuler wajib dalam kurulikulum 2013. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun