Mohon tunggu...
Wisri Atuti
Wisri Atuti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA di SMP Negeri 120 Jakarta, Suka menulis dan senang mempelajari hal - hal yang baru untuk menambah wawasan dan diagikan kepada peserta didik /teman sejawat

Wisri Atuti, lahir di Jakarta 53 tahun lalu. Mengajar di SMP Negeri 120 Jakarta Utara.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menyiapkan Sarapan Pagi Sederhana dengan Rasa Bahagia

8 Januari 2023   13:00 Diperbarui: 8 Januari 2023   13:20 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu sarapan sederhana/dokpri

Sekitar jam 3 pagi, aku pasti sudah terjaga. Kebiasaanku setelah bangun tidur adalah membaca do'a bangun tidur, sebagai rasa syukur  telah dibangunkan dari tidur yang nyenyak semalaman. Duduk sejenak, menghilangkan "jetlag", barulah ke kamar mandi membuang isi perut sisa proses pencernaan makanan. Plong rasanya.

Aktifitas berikutnya yaitu mengambil air wudhu untuk sholat lail dua rakaat. Berdzikir dan berdo'a sejenak. Barulah masuk ke dapur untuk menyiapakan sarapan. Rutinitas yang sudah berjalan bertahun-tahun, membuat aku menikmati semua prosesnya.

Kukeluarkan bahan-bahan yang akan kumasak dari lemari pendingin. Setelah memasukkan beras kedalam "magic com", kumulai memotong sayuran yang akan dimasak. Masakan sederhana saja, yang penting cukup gizi.

Masakan yang biasa kubuat, misalnya: berbagai tumis sayuran (Buncis, Wortel, Labu siam, Terong, Sawi, dsb) dan lauk pauk (Telur, Ikan, Ayam, Tempe, Tahu, dsb). Semua masakan yang mudah dan cepat dalam membuatnya. Yang penting suami dan anak-anak suka.

Setelah selesai masak, sekitar jam 4.00 lanjut dengan mempersiapkan diri untuk pergi ke tempat tugas. Mandi, berpakaian dan sholat subuh. Biasanya aku meninggalkan rumah setelah sholat subuh. Rasa bahagia menyertai perjalanan ke sekolah, sebab sudah menunaikan kewajiban sebagai seorang ibu, menyiapkan salah satu  kebutuhan anak-anaknya, sarapan pagi.

Kesibukan sebagai ibu bekerja tidak menjadi penghalang untuk tetap memberikan "service" terbaik bagi keluarga. Kuncinya adalah manajemen waktu dan ikhlas.

Agar bisa bangun lebih pagi, maka harus tidur lebih awal, sehingga kebutuhan waktu tidur  tetap terpenuhi. Dengan manajemen waktu yang baik, membuat kita terbiasa tepat waktu. Datang ke tempat tugas tidak pernah terlambat, walaupun jarak rumah dengan sekolah cukup jauh. Ada rasa malu jika datang terlambat, sebab guru menjadi tauladan bagi murid-muridnya.

Semua aktifitas yang kita lakukan, baik di rumah maupun di sekolah harus dilakukan dengan ikhlas, sehingga bernilai ibadah. Ikhlas dalam mengerjakan sesuatu memberikan rasa bahagia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun