Mohon tunggu...
Wisri Atuti
Wisri Atuti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA di SMP Negeri 120 Jakarta, Suka menulis dan senang mempelajari hal - hal yang baru untuk menambah wawasan dan diagikan kepada peserta didik /teman sejawat

Wisri Atuti, lahir di Jakarta 53 tahun lalu. Mengajar di SMP Negeri 120 Jakarta Utara.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita di Kereta

21 Desember 2022   07:17 Diperbarui: 21 Desember 2022   10:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kita melakukan perjalanan, pasti banyak cerita dan hikmah yang bisa kita peroleh, dengan catatan...bersikap sedikit peka. 

Kisah ini terjadi saat perjalanan saya menggunakan kereta Commuter Line (CL)

Memulai perjalanan dari Stasiun Poris (Tangerang), saya menaiki kereta CL tujuan akhir Stasiun Duri sebagai stasiun transit. 

Ketika memasuki kereta, semua bangku sudah terisi, bahkan banyak penumpang yang berdiri.

Saya langsung mencari posisi, yang agak lega untuk berdiri. Seorang pemuda menawarkan bangkunya, namun saya melihat anak kecil dengan tas besar dipunggungnya. 

Saya memanggil anak tersebut, untuk menempati bangku yang tersedia. Awalnya ia menolak, tapi setelah saya menarik tangannya dan dudukkan, ia tak bisa mengelak. 

Setelahnya, seorang pemuda lainnya yang duduk disebelah anak tadi, berdiri mempersilahkan saya duduk. Sayapun duduk disebelah anak tersebut.

Seperti biasa, saya membuka percakapan. Saya tanya tujuannya, ternyata sama dengan tujuan saya yaitu ke Cikarang. 

Karena libur sekolah, ia akan menginap di rumah kakaknya. Sebenarnya, ia berasal dari Indramayu, namun bersekolah di Tangerang, ikut seorang kakaknya yang lain.

Sebuah keluarga yang hebat, saling membantu untuk menyekolahkan seorang adik menggantikan kewajiban orang tua. 

Keluarga yang bisa dicontoh akan kerukunan dan semangat memberikan pendidikan yang baik.

Saat perjalanan pulang, di kereta yang penuh sesak, seorang balita berusia sekitar dua tahun menangis sepanjang perjalanan. 

Berbagai cara dilakukan sang ibu untuk menenangkan balitanya, namun tidak bisa. 

Saya mencari sesuatu di dalam tas, karena biasanya saya menyimpan permen atau biskuit, namun tidak ada. 

Jurus seperti itu sudah beberapa kali saya lakukan, memberikan makanan kecil saat ada balita menangis, biasanya cukup ampuh.

Ibunya cerita, mungkin balitanya menjadi tantrum karena tidak dibelikan minuman yang diminta ketika masuk stasiun. 

Ibunya berpikiran bergerak cepat mengejar kereta, akhirnya kemauan balitanya tidak terpenuhi. 

Hal ini bisa menjadi pelajaran jika melakukan perjalanan bersama balita. 

Sebaiknya penuhi keinginan balita, selama tidak menyakiti badannya. Tidak perlu juga terburu-buru, toh masih ada kereta lain.

Itulah sedikit cerita yang bisa saya tuliskan. Menggunakan angkutan umum, bisa memotret kisah anak manusia dengan segala problematikanya. Tugas kita, mensyukuri apa yang kita dapat dalam hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun