Jika kita tinggal di sebuah tempat, maka kita harus mengikuti kebisaan yang ada di tempat tersebut. Seperti kata pepatah, "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Tempat tinggal saya, merupakan perkampungan yang dibentuk dari tanah kebun suatu perkampungan. Jadi semua penduduknya adalah pendatang. Berbagai suku bisa ditemui, Â walaupun didominasi suku jawa. Karena merasa senasib sepenanggungan, sebagai perantau, kami terbiasa melakukan hal secara bersama-sama. Banyak yang bilang, warga di kampung kami guyub dan rukun. Alhamdulillah...
Kami sudah bersama-sama, sejak anak-anak masih kecil. Beberapa bersekolah di tempat yang sama. Anak-anak yang sebaya berteman baik, karena sekolah, bermain dan mengaji bersama. Seiring berjalannya waktu, anak-anak tumbuh besar. Setelah rampung kuliah dan mendapatkan pekerjaan, maka langkah berikutnya yaitu mengantar mereka berumah tangga.
Adakalanya kami kedatangan tamu, yang meminang anak perempuan kampung kami. Jika demikian, warga kampung akan senang membantu keperluan warga yang kedatangan keluarga besan. Semuanya membantu dan ikut menerima kehadiran besan.
Bisa juga sebaliknya, kami yang harus datang ke suatu tempat, melamar anak gadis yang dipilih oleh anak lelaki dari kampung kami. Maka kami akan pergi "ngebesan". Jika diajak "ngebesan" sudah pasti  warga yang sempat akan ikut. Kami pergi berombongan, menggunakan beberapa mobil. Tempat tujuan "ngebesan" bisa dekat, ataupum jauh. Walau jauh, kami menikmati perjalanannya. Mungkin seperti piknik bersama.
Dari acara "ngebesan" banyak hal yang didapat. Yang pasti bertambah persaudaraan, mengunjungi tempat baru,dan mengetahui adat istiadat dari  daerah asal besan. Selain itu, ada rasa syukur bisa mengantarkan anak-anak menjadi orang tua, menggantikan kami pada akhirnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H