115 tahun lalu, 20 Mei 1908 menjadi hari bersejarah yang kita kenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Semua berawal dari Boedi Oetomo, organisasi yang didirikan oleh Sutomo, Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya dan pendidikan ini berhasil memberikan dampak yang besar terhadap kisah perjuangan Indonesia.
Jika saat itu ada sekelompok pemuda yang berjuang memberikan kontribusi nyata walau di tengah situasi yang sulit, lantas sampai detik ini, kontribusi apa yang sudah kita berikan untuk bangsa ini?
Pada 12 April 2022, kita, masyarakat Indonesia dipertunjukkan dengan hadir dan bertambahnya seorang anak muda yang dilantik menjadi anggota DPR-RI. Seorang anak muda yang ikhlas menghabiskan masa mudanya untuk menghadapi dinamika politik. Mencari sebuah formula dalam berdialektika dengan masyarakat. Siti Nurizka Puteri Jaya, perempuan menggemaskan berdarah Bumi Sriwijaya ini adalah contoh nyata dari pemaknaan "Kebangkitan Nasional". Berkali-kali menghadapi suatu tantangan besar, yaitu kegagalan.
"Kita sebagai anak muda harus memiliki kesadaran bahwa 10 tahun ke depan kita adalah generasi penentu negeri, pemimpin masa depan. Kita sebagai anak muda harus memiliki kesadaran bahwa penting membangun budaya yang membawa konteks bahwa anak muda mampu berkontribusi dalam partisipasi nyata di setiap solusi. Kita sebagai anak muda juga harus memiliki kesadaran akan perlu langkah nyata yang harus dimulai sejak hari ini, membentuk generasi pemimpin masa depan, sekaligus mengejar ketertinggalan", ucap Rizka dengan semangat saat menjelaskan makna kebangkitan dan kepemudaan.
Hari ini, 20 Mei 2023 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, saya bersama Rizka berkegiatan dengan menghadiri Lomba Debat Antar SMA se-Jabodetabek yang diselenggarakan di Kampus Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah. Melihat dan membahas cara anak-anak muda berdialog, berdebat, dan saling beradu argumentasi, menampilkan gairah kebangkitan bangsa ini di masa depan.
Saya mencatat beberapa poin menarik selama mendampingi Rizka saat ia memberikan petuah-petuah bijak kepada anak-anak SMA yang kiranya bisa membantu kita memaknai arti perjuangan yang harus kita lakukan sebagai anak muda.
Berani! --- Memulai Perubahan
Ya, kita sering tidak berani untuk memulai suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Kita takut mengubah sistem yang ada. Takut mendapatkan penolakan dari lingkungan sekitar. Takut dianggap berbeda, dan yang lebih parah takut membela sesuatu yang benar.
Kita tidak lah sendirian, banyak orang merasakan hal yang sama --- mereka hanya membutuhkan percikan untuk dapat berani memulai perubahan. Tetapi tanpa adanya seseorang yang memberikan percikan tersebut, api perubahan tidak akan pernah menyala.
Sebagai anak muda, marilah kita belajar untuk berani memulai. Sesuatu perubahan besar selalu diawali oleh tindakan kecil dan sederhana. Berani untuk melakukan kebaikan. Berani memberikan aspirasi yang kritis. Berani untuk menjadi terang di tengah lingkungan yang gelap. Beranilah!
Belajar Tanpa Batas!
Persepsi pendidikan di negara kita masih belum memiliki kesan yang baik bagi kita. Banyak sekolah yang hanya berfokus pada peningkatan kualitas individu untuk mendapatkan karir yang baik (sebatas karir tanpa melihat sisi kolektif yang harus dikuasai setiap orang).
Bagian terpenting dari semua proses pembelajaran itu adalah kita dapat menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan permasalahan yang ada di dunia. Tidak sebatas mengetahui cara kerja sesuatu, tetapi bisa mengerjakan sesuatu.
Idealisme Anak Muda --- Sesuatu yang Penting!
Indonesia membutuhkan anak muda yang kritis dan memiliki idealisme yang kokoh untuk membangun bangsa!
Sejarah membuktikan bahwa idealisme anak muda tidak jarang menjadi kunci perubahan di negeri ini. Mungkin akan ada banyak rintangan dan halangan seperti penolakan dari berbagai pihak, sistem birokrasi yang rumit tapi ingatlah selalu jika idealismemu baik, jangan pernah takut untuk memperjuangkannya.
"Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda!", ucap Rizka mengutip pernyataan Tan Malaka.
Rizka pun tak pernah lupa mengajak anak-anak SMA tersebut, juga kepada kita semua sebagai generasi muda bangsa, bersama kita belajar dan berjuang untuk pembangunan bangsa. Mulai dari hal yang kecil, kita harus bisa berdampak. Anak muda harus bergerak dan berkarya!
Kita harus menolak ketidakadilan, menolak pembodohan dan menolak kemunduran! Kita harus berdiri dan bangkit, bangkit untuk membela yang benar. Bersatu dalam solidaritas. Ayo bangkit!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H