Mohon tunggu...
Wisnu Dewa Wardhana
Wisnu Dewa Wardhana Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

Seorang pembelajar dan pengagum pemikiran Bung Karno

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Bijaksana dari Perempuan Petarung

2 Mei 2023   05:48 Diperbarui: 2 Mei 2023   06:45 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak Belanda tidak pernah bermain dengan anak bumiputra. Mereka, orang Barat yang putih seperti salju asli memandang rendah kepadaku karena aku anak bumiputra atau inlander". Sebuah utas pengalaman pahit yang dialami Bung Karno ketika bersekolah di Europeese Logere School. Diskriminasi sikap anak-anak Belanda yang meremehkan anak pribumi semakin berkembang. Atas pengetahuan sejarah itu lah yang memengaruhi jiwa dan alam pikiran Siti Nurizka untuk sangat peduli terhadap anak-anak. Bagi Rizka, perlakuan diskriminasi terhadap anak-anak itu suatu bentuk penghinaan yang begitu menyakitkan.

Sejak saat itu ia bertekad untuk berjuang membuat suatu perhatian khusus kepada anak-anak yang kemudian menjadi pendorong bagi setiap tindakan politiknya. Tidak mudah baginya untuk berjalan di rel perjuangan. Ia menyadari jalan yang ditempuh sangat terjal. Sosok perempuan yang memiliki jiwa petarung ini harus melewati masa-masa sulit pada awal perjuangan politiknya. Hal ini saya ketahui dari cerita orang-orang yang mengenal Rizka. Bahkan tak segan mereka mengungkapkan Rizka adalah seorang perempuan yang memiliki jiwa laki-laki. Lebih laki-laki dari laki-laki umumnya karena mental petarungnya Rizka.

Tak jauh beda dari kepribadian Rizka yang saya kenal. Ketika pertama mengenal Rizka, saya melihat bahwa perempuan ini "agak lain".

Ketika berargumen dengannya selalu sengit. Nada suaranya tegas ketika berdebat, apalagi menyangkut persoalan prinsip. Ditambah dengan latar belakang hukumnya, ia memiliki sikap yang kritis dan akan selalu mencecar dengan lugas lawan bicaranya. Dia bagaikan singa podium yang sulit dikalahkan.

Rizka memang perempuan. Tapi ia dikenal sebagai perempuan yang garang. Ia kerap melontarkan pertanyaan dan pernyataan pedas ketika tampil dalam kegiatan rapat politik sebagai anggota DPR-RI.

Sikap garangnya itu bukan tanpa alasan. Kemampuan dia membedah persoalan sangat di atas rata-rata.

Itu baru urusan sikap. Soal politik, perempuan yang memiliki mata indah ini juga dikenal sangat keras.

Berkali-kali mengalami kegagalan di politik hingga dia sukses mencapai keberhasilan adalah sebagai bentuk penilaian betapa keras kepalanya dia. Betapa gigihnya dia berjuang di jalan politik untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya perhatian kepada anak-anak. Tak heran ia dicitrakan sebagai wakil rakyat yang idealis dan pro-rakyat.

Namun, sejumlah stigma bahwa Rizka adalah sosok yang keras itu luntur. Dalam satu momen ketika saya sedang bersama Rizka, saya menyaksikan secara langsung dan bersaksi bahwa identitas 'keras' yang melekat pada Rizka seakan sirna. Hilang. Sikapnya sangat kontras jika berhadapan dengan anak-anak. Dia tidak berkutik.

doc: Siti Nurizka Puteri Jaya
doc: Siti Nurizka Puteri Jaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun