Mohon tunggu...
Wisnu Pambudi
Wisnu Pambudi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

an average joe lives in the value of curiosity

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terbuai oleh Citra Politik

14 Maret 2014   04:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini tahunnya pesta demokrasi. Tahunnya politik. Tahun dimana tempat kuasa tertinggi diperebutkan, yaitu presiden. Siapapun yg menjadi presiden jelas memiliki kekuasaan di negara ini dalam hal mengelola negara. Pemilihan presiden tersebut bersifat langsung. Rakyat dapat menentukan siapa presiden mereka melalui suara terbanyak. Hal ini mengharuskan masyarakat Indonesia harus mengenali siapa calon presiden yg benar benar terbaik bagi bangsa Indonesia.

Sayangnya, dengan ratusan juta penduduk, pendidikan politik kita masih sangat kurang. Kita adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia dilihat dari jumlah penduduknya. Dan hal itu justru dapat membuat masalah bagi bangsa kita jika kita tidak melek politik. Mengerti tentang politik adalah sebuah keharusan bagi setiap orang di Indonesia, terutama para pemilih di pemilu. Di bidang politik kebijakan kebijakan penting dibuat. Dan kebijakan itu jelas mempengaruhi orang banyak. Untuk itulah para pemimpin politik haruslah mementingkan kepentingan orang banyak. Dan tokoh-tokoh yg seperti itu harus dimengerti oleh para pemilih.

Menurut saya, pemilih di Indonesia cenderung memilih pemimpin politik berdasarkan citra . Untuk itulah  para calon pemimpin melakukan pencitraan. Baik dari pada saat ia bekerja atau lewat media massa. Hal yang baik jika pencitraan tersebut (pada saat ia bekerja, seperti blusukan) berdampak positif tidak hanya bagi citra pemimpin tersebut tapi juga yg terpenting berdampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat. Jika dilihat dari sisi media massa, hal ini lah yang menggiring para pemilih memilih calon pemimpin. Para pemimpin melakukan pencitraan di media massa dan media massa lah yang menggiring opini pemilih.

Yang haruslah dilihat oleh para pemilih bukan lah citra. Jangan dibutakan oleh citra. Image memang luar biasa dampaknya, lihatlah bagaimana Obama bisa melenggang hingga menjadi presiden kulit hitam pertama di Amerika. Bagusnya Obama mampu membawa Amerika tetap berwibawa walau tidak stabil secara ekonomi. Namun di Indonesia pencitraan cenderung berdampak tidak baik. Dan sepertinya pemilih terlena oleh citra tersebut.

Saat ini haruslah kita belajar politik. Citra bukan hal utama. Liatlah rekam jejak calon pemimpin tersebut. Hal ini juga berlaku jika kita memilih wakil rakyat. Mereka yang terlihat hebat belum tentu punya rekam jejak yang baik. Mereka yang terlihat hebat belum tentu mempunyai kapabilitas dalam memimpin. Teliti. Lihat baik-baik jika ingin memilih calon pemimpin. Lihat hasil-hasil kerja mereka dulu.

Kesalahan kita memilih pemimpin politik akan berdampak luas seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang dan bahkan menambah kemiskinan negara kita karena ingat.. Politik adalah tempat dimana kebijakan mengenai hajat orang banyak dibuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun