Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tentang Tim Hore

11 Oktober 2011   10:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_136298" align="alignnone" width="640" caption="Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Hafiz Ansary bersama anggota Timhoreee saat jumpa pers usai datang ke Kantor Presiden. Dari penampilan luar, dengan mudah kiga bisa mengenali di mana Timhoreee berada. (Wisnu Nugroho | 2009)"][/caption] MESKIPUN tidak tampak nyata di permukaan, mereka kini sedang bekerja. Tiga tahun mungkin terasa lama, namun tidak bagi mereka yang targetnya kerap dihitung harian juga. Pengalaman telah menunjukkan. Tiga tahun adalah waktu ideal untuk menyiapkan semua. Pak Beye adalah contoh nyata dan panutan mereka. Banyak nama diberikan untuk mereka. Namanya keren dan kerap bikin geleng-geleng kepala karena gagahnya. Namun, untuk memudahkan mengelompokkan mereka, saya menyebutnya dengan dua kata, tim hore. Untuk lebih mudahnya lagi, saya memanggilnya dalam satu tarikan napas, timhoreee. Lebih menyenangkan mamanggilnya jika senyum menghiasi bibir Anda. Coba saja kalau tidak percaya. Selain menggembirakan, dengan menyebut mereka semua dengan timhoreee, beban di kepala saya berkurang juga. Bayangkan kalau saya yang pendek ingatannya ini harus mengenali mereka satu per satu sesuai nama yang dibordir di jaket yang dipesan di Pasar Senen lantai dua. Bisa makin pendek ingatan saya. Dengan sebutan itu, saya juga terselamatkan dari kekeliruan dan rasa malu yang memerahkan muka. Bayangkan misalnya saat sedang berakrab-akrab dengan mereka, saya keliru menyebut penamaan mereka. Selain keakraban bisa berkurang, saya juga bisa dikenali dan ditandai sebagai yang pendek ingatannya. Malu bukan? Prinsip saya, ingatan boleh saja pendek, tetapi jangan sampai ketahuan ukurannya. Huahahaha Selain itu, sebutan timhoreee memudahkan saya berkomunikasi dengan mereka. Dengan menyebut nama timhoreee dalam hati sambil tersenyum, mereka pasti dengan murah hati membalas senyum saya. Dua orang yang saling tersenyum memudahkan komunikasi. Tentu saja, itu pengalaman saya, yang tentu bisa berbeda dengan pengalaman Anda. Tiga Kategori Timhoreee Secara serampangan, saya ketegorikan timhoreee menjadi tiga saja. Terlalu sederhana memang, tetapi itu saya lakukan karena saya tidak ingin mengorbankan ruang ingatan untuk mereka semua. Maaf ya. Kategori pertama adalah lingkaran resmi. Mereka memang secara resmi didaftarkan sebagai timhoreee di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karena resmi, kepengurusannya pun rapi untuk memberi ruang birokrasi. Ada ketua, bendahara, dan sekretarisnya. Yang paling ternama biasanya jadi ketua dengan harapan jadi jaminan mengatasi urusan yang hanya bisa diselesaikan dengan menyebut nama dan pangkatnya. Jenderal Anu misalnya. Saya menyebutnya mereka sebagai anggota ring gagah. Kategori kedua adalah lingkaran dalam. Beberapa dari mereka didaftarkan juga sebagai timhoreee di KPU. Kedekatan hubungan kelompok ini dengan yang disoraki horaaa-horeee, adalah acuan keanggotaannya. Di antara mereka ada isteri, anak, ipar, sepupu, bahkan ibu. Selain mereka, ada juga anggota yang mendekat karena banyaknya proyek yang didapat. Untuk mereka, saya menyebutnya sebagai anggota ring setengah. Kategori ketiga adalah lingkaran berkah. Mereka yang ada di lingkaran sangat luas cakupannya. Karena luasnya, dalam kumpulan itu tergabung artis papan atas Indonesia hingga tukang sabit rumput di desa yang tidak ada di peta mana pun juga. Mereka terkelompok karena limpahan dana yang mengalir ke mana-mana. Meskipun ada di satu lingkaran, limpahan berkah tentu berbeda-beda. Ngatman, tukang sabit rumput pasti tidak mau disamakan honornya dengan Pasha, vokalis band Ungu meski lantang teriakan mereka sama. Saya menyebut mereka sebagai ring berkah. Meskipun timhoreee ini terkategori menjadi tiga di benak saya, di panggung kampanye mereka membaur dan bisa dengan mudah satu suara. Bukan paham atau ideologi yang menyatukan mereka. Terlalu mulia kalau di benak kita muncul dugaan itu untuk mereka. Mereka membaur dan satu suara karena aliran dana. Derasnya aliran dana mungkin berbeda. Namun, kepastian mendapatkan cipratannya menyatukan mereka. Sesaat memang, tetapi ini nyata. Tidak percaya, coba tengok pengalaman Anda atau tetangga Anda. Waktunya belum juga terlalu lama. Pemilu 2009 adalah contoh nyatanya. Kalau tidak menemukan juga, kesalahan pasti ada di pihak saya. Salam horeee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun