Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rumah Makan Padang

13 Agustus 2010   03:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 3254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

masih terbayang bagaimana tangan pak beye kluprut bumbu berkuah di rumah makan padang pinggir jalan raya serang km 35. waktunya, jika anda lupa, saya ada catatannya: 12 november 2005. november mungkin mengingatkan sebagian dari anda pada kasus gelap dana talangan bank century yang tidak jelas ujungnya. namun, november di tahun pertama periode pertama pak beye itu, titik cerah pemerintah bersinar dengan terangnya. untuk beberapa pembantunya, terang sinarnya bahkan membuat silau mata. anda tentu masih ingat titik terangnya. kalau lupa, mari sedikit saya ingatkan dengan dasar ingatan pendek saya. saya berharap ingatan anda lebih baik sehingga bersedia menambahkan titik terangnya. awal november 2005, pak beye sukses mencopot dan menggeser pak ical dari posisi menteri koordinator bidang perekonomian. lokasi yang dipilih untuk peristiwa itu adalah istana gedung agung, yogyakarta yang pada malam-malam tertentu semerbak bau melati koridornya. langkah menentukan menurut saya karena sejak awal niat mulia pak beye adalah memisahkan urusan bisnis dan politik di pemerintahannya. soal bagaimana pemisahan bisnis dan politik itu berjalan saat ini, anda bisa menilai karena semua tampak nyata. belum selesai kegembiraan atas langkah menentukan itu disyukuri, pak beye mendapat hadiah dari polri. tidak hanya satu, tetapi dua dalam waktu yang berurutan di bulan november. untuk anda yang lupa, saya bantu ingatkan ya. hadiah dari polri itu adalah tewasnya azahari, tersangka teroris di batu, jawa timur. anda pasti ingat tanggalnya karena khas pak beye. ya, sembilan. tapi jangan curiga. ini pasti kebetulan belaka. masih di bulan november, tiga hari setelah tewasnya azahari, hadiah kedua dari polri diberikan. masih dalam suasana gembira karena mendapati kecocokan sidik jari salah satu korban tewas di batu dengan sidik jari azahari, pak beye memdapat kabar besar. pabrik ekstasi yang dioperasikan sejumlah warga negara asing dari berbagai negara beromzet hampir setengah triliun rupiah per bulan diungkap. senang dan gembira sangat terbaca di wajah pak beye yang masih dihiasi tahi lalat sebesar biji jagung. kegembiraan pak beye terpancar beberapa hari. seperti masa-masa kampanye, pak beye mau dicegat wartawan di luar istana. padahal, tempatnya di kuburan tempat biasanya orang berduka. tergabar kan bagaiman luar biasanya kegembiraan hatinya? nah, dalam suasana serba gembira itu, usai meninjau pabrik ekstasi yang bau ruang-ruang dalam pabriknya asing sekali bagi hidung saya, pak beye minta berhenti di rumah makan padang di jalan raya serang. untuk anda yang belum tahu, masakan di rumah makan padang adalah salah satu kegemaran pak beye. tentu saja di samping soto ayam dan bakso sukowati yang melegenda itu di cikeas. di rumah makan padang yang panas karena matahari tepat berada di atas atap sengnya, pak beye mengajak rombongan ikut makan. tentu saja, saya dan beberapa wartawan ikut kebagian. dalam sekejap, seperti layaknya layanan rumah makan padang, aneka masakan terhidang. sementara pak beye menyantap ayam pop didampingi pak widodo as, saya mencari teri kacang pedas dengan irisan petai kesukaan. saya tidak tahu kenapa pak beye begitu lahap siang itu. meskipun masakan rumah makan padang adalah salah satu makanan kegemaran, kesempatan makan bersama di rumah makan padang sebelumnya, tidak saya dapati selahap itu. saya lantas menduga, perasaan gembira yang menghinggapi hati pak beye beberapa hari sebelumnya mungkin menjadi penyebab utama. di tambah lagi beberapa menit sebelumnya pak beye menghirup bau-bau aneh dari beragam serbuk di pabrik ekstasi. mungkin ada dampaknya. anda yang pernah mencoba dan mendapati dampak bau-bau aneh ekstasi, mungkin bisa berbagi cerita juga. usai makan lahap di rumah makan padang pinggir jalan, pak beye masih sempat memberi keterangan. sekali lagi, ini amat jarang bahkan sepanjang lima tahun pemerintahan. mungkin perasaan gembira yang menuntunnya. setelah cuci tangan di mangkok plastik yang terkelupas lapisannya, pak beye berujar, "setelah big bang teroris dan big bang narkoba, mudah-mudahan kita dapat big bang koruptor." anda pasti juga menunggu big bang terakhir yang disampaikan pak beye kan? sambil menunggu big bang koruptor hadir dan membuat gembira, saya hendak berbagi tentang filosofi rumah makan padang yang kerap juga diterapkan pak beye untuk strategi pemasaran politiknya. anda mungkin sudah tahu karena teramat kondang. ya, enak sebarkan ke semua orang, kurang enak bisikkan ke pedagang. dengan dasar filosofi rumah makan padang itu, pak beye kerap berujar tentang sejumlah capaian pemerintahannya. katanya, kalau capaiannya bagus dan menyenangkan, kabarkan ke semakin banyak orang. kalau kurang bagus dan kurang menyenangkan, bisikkan saja pelan-pelan ke orang di pemerintahan. dengan semangat filosofi rumah makan padang, buku pak beye dan istananya dihadirkan. kalau menghadirkan kegelisahan, kabarkan ke semua orang. kalau kurang kurang menggelisahkan, bisikkan ke saya agar ada perbaikan. tentu saja perbaikan untuk cetakan keempat dan untuk kelengkapan tetralogi sisi lain sby. salam rendang. [caption id="attachment_224628" align="alignnone" width="500" caption="pak beye mencari kecap dan sambal untuk menyantap menu wajib kampanye 2004: bakso sukowati dengan mangkok ditumpuk. (2004.wisnunugroho)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun