Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harus Randa

15 Oktober 2010   11:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:24 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kurang lebih setahun lamanya. sejak tugas di yogyakarta, saya lagi bisa lagi main ke cikeas. karena itu, ketika ada kesempatan cuti ke jakarta, waktu yang cuma sedikit itu saya sisihkan untuk bisa main ke cikeas. cikeas udik tepatnya. meskipun sama-sama cikeas, tempat yang saya datangi ditambahi kata udik. saya tidak tahu kenapa. bodohnya lagi, saya tidak berusaha keras untuk mencari tahu kenapa. saya hanya menduga-duga saja. karena itu, jangan dipercaya. dugaan saya, kata udik dilekatkan untuk membedakan dengan cikeas satunya. anda tahu siapa yang tinggal di cikeas tanpa udik itu. ya, pak beye salah satunya. sejak tahun 1996, pak beye tinggal di cikeas. tepatnya di puri cikeas indah. nomor dua alamat rumahnya kalau anda mau main ke sana. meskipun untuk ke cikeas udik harus melintasi puri cikeas indah, saya tidak mampir. bukan karena tidak tertarik, tetapi karena akses sudah tidak ada. saya hanya mampir di depan puri cikeas indah untuk mencicipi kembali bakso sukowati. itu pun setelah kembali dari cikeas udik. tiba di cikeas udik, saya mendapati banyak perubahan. karena itu, pengamat politik yang mengkritik tidak adanya perubahan selama enam tahun terakhir perlu main-main juga ke cikeas udik. jalan menuju cikeas udik yang enam tahun lalu sepi karena lahan yang tidak tergarap saat ini ramai. selain sejumlah perumahan baru yang menjual nama cikeas, hadir sejumlah minimarket yang saat ini juga tersebar hingga ke desa-desa di seluruh indonesia. tidak usah menyebut mereknya, anda sudah bisa menduga. perubahan juga saya dapati sekitar lingkungan rumah pak mayar. seperti sepanjang jalan yang saya lalui, lingkungan sekitar rumah pak mayar juga ramai. ada sejumlah toko, rumah toko, dan bengkel sepeda motor. karena apa yang saya dapati ini, saya bersyukur sambil berharap perubahan dirasakan keluarga besar pak mayar. ketika masuk ke gang sempit menuju rumah pak mayar, saya dikejutkan dengan bangunan baru yang tidak saya jumpai setahun lalu. untuk menyebutnya bangunan, saya agak ragu sebenarnya karena ukurannya kecil dan hanya dari kayu. seperti tertulis di papan kayu itu, bangunan itu difungsikan sebagai pos untuk warga ronda. tulisannya di papan itu adalah pos randa. anda bisa melihat fotonya. di ruangan sempit itu, ada juga papan berisi daftar nama peserta ronda. semua warga laki-laki dewasa kebagian jadwal tentunya. setiap malam, belasan orang bertugas ronda bersama-sama. saya bagikan juga fotonya untuk anda. nama-nama yang khas dan sempat membuat saya terlempar ke suatu masa yang telah lewat. saya jadi ingat nama-nama tetangga saya di cijantung ketika masih sekolah dasar. untuk ronda yang diharuskan sejak setahun terakhir, putri pak mayar, mbak nesi menuturkan tentang hadirnya perasaan tidak aman. saya tanya kapan perasaan tidak aman itu hadir karena puluhan tahun sebelumnya semua aman-aman saja. mbak nesi berujar, sejak hadirnya perubahan yang mewujud dalam toko, rumah toko, bengkel, dan sejumlah perumahan. menurut mbak nesi, meskipun sudah ada ronda, ayam peliharaannya kerap hilang juga. dahi saya berkerut setelah mendengar penjelasan mbak nesi. saat mbak nesi menengok anaknya bermain bersama cucu pak mayar yang lain di kebun, saya menatap perubahan yang memang hadir. namun, untuk semua perubahan itu, keluarga pak mayar dan orang di lingkungannya tidak cukup menikmati. mereka justru bertambah beban karena hadirnya perasaan tidak aman yang diterjemahkan dengan jadwal ronda tiap malam. sambil berjalan menuju makam pak mayar, saya menjadi yakin. perubahan memang telah hadir dalam enam tahun terakhir. namun, kehadiran perubahan itu tidak dinikmati rakyat seperti pak mayar. perubahan justru menambah beban karena hadirnya perasaan tidak aman. untuk itu, ada perindah di pos randa. harus randa. yang enggak randa didenda sebesar rp 10.000. salam perubahan [caption id="attachment_290831" align="alignnone" width="500" caption="pos ronda di mulut gang lingkungan rumah pak mayar. harus randa! (2010.wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_290836" align="alignnone" width="500" caption="jadwal ronda di lingkungan rumah pak mayar. perhatikan nama-nama warga di sekitar rumah pak mayar. khas menurut saya. (2010.wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_290837" align="alignnone" width="500" caption="tiga cucu pak mayar asyik bermain di halaman usai pulang sekolah. (2010.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun