Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tahu untuk Kapolri

4 Oktober 2010   10:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:44 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ini bukan soal bagaimana nalar kita menangkap lantas menjadi tahu. ini soal bagaimana indera kita mencecap lantas mengulanginya karena nikmat. ya tahu. lebih tepatnya tahu sumedang. camilan dan kerap juga jadi lauk pelengkap makan rakyat kebanyakan. seperti banyak makanan atau camilan yang populer dan digemari rakyat banyak, tahu berasal-usul dari china. saya tidak pantas menulis cerita asal-usulnya. selain tidak tahu banyak, saya juga tidak kompeten untuknya. saya hanya pernah mendengar, nama tahu yang kita kenal sekarang diadaptasi dari kata tou fu (tionghoa) atau tau hu (hokkian). anda yang lebih paham, silahkan menambahkan informasinya. saya pasti senang menerimanya soal tahu, tepatnya tahu sumedang, sudah pernah saya ceritakan sekilas saat saya cerita tentang bu budi. anda pasti masih ingat bu budi, juru masak istana kepresidenan yang khusus dihadirkan di istana untuk memasak makanan harian pak beye dan keluarga. seperti diceritakan bu budi yang baik hati, tahu sumedang adalah salah satu makanan atau tepatnya camilan kegemaran pak beye. karena itu, tahu harus siap sedia ketika yang menggemari di istana menghendakinya. tidak merepotkan tentunya karena hanya tahu. harganya juga tidak seberapa pula. kebanyakan dari rakyat indonesia pasti bisa membeli dan mengkonsumsinya. apalagi, tahu itu dikirim rutin beberapa hari sekali ke istana. repotnya mungkin hanya saat mencari pelengkapnya. ya cabe rawit hijau segar yang harganya bsia melambung tinggi. tapi, itu pun pasti tidak merepotkan karena satu kilogram cabe rawit hijau segar tidak akan habis sekali makan. harga cabe rawit hijau segar pun tidak selalu tinggi. saat ini misalnya, harganya seperti terempas ke bumi setelah sebelumnya melambung tinggi. untuk harga yang tidak pasti ini, kasihan betul nasib petani. saat mulai menanam dengan harapan harga tinggi, tiba-tiba harganya terempas ke bumi. mungkin beginilah nasib petani yang susah sekali untuk dibela petinggi negeri. karenanya, bisa dipahami kenapa tak banyak sarjana atau doktor pertanian yang kemudian menjadi petani. saya tidak perlu menyebut mereka karena mereka ada di mana-mana. bahkan satu dari mereka ada di istana juga. kembali ke tahu sumedang. senang rasanya mendapati camilan kegemaran pak beye satu ini. apalagi mendapatinya saat perjalanan jauh ke luar negeri. karena gemarnya dengan tahu sumedang, pak beye selalu memasukkan tahu sumedang dalam daftar bawaan. tentu saja, bukan pak beye yang menenteng-nenteng sendiri tahu sumedang kegemaran. perangkat kepresidenan yang banyak jumlahnya pasti sudah paham dan tidak alpa memasukkan dalam daftar bawaan. berapa hari pun kunjungan ke luar negeri, tahu sumedang akan dibawakan. semua sudah dipak dalam plastik yang aman. untuk mencegah bau dan untuk mengawetkan, tahu sumedang itu dikukus terlebih dahulu sebelum dibawa terbang. setelah dikukus dan disimpan di tempat yang nyaman, tahu sumedang bisa dihidangkan untuk pak beye kapan pun juga lidah itu meminta. juga saat di mengudara dengan garuda yang sudah disewa. mendengar pak beye akan berangkat ke belanda, saya jadi membayangkan perangkat kepresidenan mengepak tahu sumedang. cabe rawit hijau segar pasti tidak lupa juga. anda pasti paham bagaimana nikmatnya makan tahu sumedang hangat dengan cabe rawit hijau segar yang pedas menggigit. karenanya, anda pasti paham juga bagaimana berkurang nikmatnya makan tahu sumedang ketika cabe rawit hijau segar yang pedas tidak ada. sambil membayangkan kunjungan ke belanda yang pasti menyenangkan karena bekal tahu sumedang, saya menunggu kabar dari pak beye tentang calon kepala polri. janji tanggal 3 oktober tidak dipenuhi karena menurut ketua dpr pak marzuki alie, pak beye baru tersadar tanggal 3 oktober adalah hari libur. agak aneh alasannya tetapi toh tidak ada yang mempertanyakannya. karena itu, kita terima saja alasannya meskipun seperti mengada-ada. untuk siapa pun calon kepala polri yang akan diajukan, kita harus paham itu adalah hak prerogatif pak beye. kita terima saja seperti diminta partai pendukungnya. demokrat tentu saja. setelah nama calon kapolri diajukan, mari kita beri selamat setelah yang diajukan terpilih dan dilantik. selamat itu tentu bukan saja untuk jabatannya yang penuh tantangan, tetapi juga karena tahu sumedang yang akan datang ke rumah dinas kepala polri. selain dikirim ke istana, tahu sumedang seperti yang digemari pak beye dikirim juga ke sejumlah pejabat. salah satunya adalah kepala polri yang dari periode pertama pak beye ternyata juga menggemari. untuknya, bisa dipahami sulitnya pak beye memilih calon kepala polri. salam tahu. [caption id="attachment_278489" align="alignnone" width="500" caption="tahu siap edar dan goreng di sentra tahu rakyat di medan yang dikunjungi pak beye saat kampanye pilpres 2009. saya tidak tahu kenapa ada balak enam di situ. (2009. wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_278490" align="alignnone" width="500" caption="perajin tahu di sentra tahu rakyat di medan memakai pakaian biru terbaik bersiap menyambut pak beye saat hendak kampanye pilpres 2009. (2009.wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_278461" align="alignnone" width="500" caption="pak beye didampingi bu ani dan mas ibas mengunjungi sentra tahu sumedang di medan saat kampanye pilpres 2009. tahu sumedang adalah camilan kegemaran pak beye. (2009.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun