Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Stafnya Staf Khusus

12 Maret 2010   10:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

masih terkait kunjungan kenegaraan pak beye ke luar negeri yang kali ini ke australia kemudian dilanjutkan ke papua niugini. saya tidak akan bercerita tentang hasil kunjungannya karena saya tidak ikut di dalamnya. mengharapkan cerita saya tentang kunjungan ke dua negara tetangga itu sia-sia saja. terkait kunjungan kenegaraan pak beye, saya hanya ingin menyatakan dukungan atas rencana pembelian pesawat kepresidenan. selain sudah disetujui anggarannya oleh parlemen, pesawat kepresidenan adalah sebuah kebutuhan di tengah padatnya agenda presiden dan rombongan besarnya. untuk ke australia dan papua niugini, 115 anggota rombongan dibawa serta. terlebih, pencabutan larangan terbang garuda indonesia ke uni eropa bukanlah jaminan akan berlaku selamanya. kasihan juga kan kalau niat mendatangi negara-negara tetangga atau sahabat yang jauh-jauh tempatnya terkendala larangan terbang segala. pengalaman penundaan perjalanan ke eropa di awal-awal pemerintahan adalah contohnya. untuk itu, mari kita dukung rencana negara membeli pesawat kepresidenan yang bisa dipakai siapa saja presiden indonesia dan pasti bebas dari kendala larangan terbang segala. dukungan untuk pembelian pesawat kepresidenan itu saya nyatakan lebih lantang karena alasan mulianya yaitu untuk penghematan anggaran negara. terbayang bagaimana tidak hematnya jika pesawat kepresidenan tidak dimiliki negara dan harus menyewa. kunjungan kenegaraan selama ini bisa memberi gambaran betapa mahalnya setiap kunjungan kenegaraan. saya hanya hendak bercerita saja, tidak hendak menjumlah total biayanya. selain karena rumit, tidak ada bukti di tangan saya tentang pemakaian anggaran negara hingga rinci berapa. utuk setiap kunjungan kenegaraan, selain rombongan resmi yang disertakan dalam pesawat kepresidenan yang disewa dari garuda indonesia yang jumlah lebih dari 100 orang, ada rombongan tidak resmi. untuk rombongan tidak resmi, jumlahnya bisa sama besarnya dengan rombongan resmi atau bahkan lebih. rombongan tidak resmi ini biasa dikenal sebagai tim pendahulu yang datang lebih darhulu dari rombongan resmi dan kembali ke tanah air setelah semua rombongan resmi lebih dahulu pergi. rombongan tidak resmi ini umumnya perangkat yang melekat pada presiden seperti keprotokolan dan pengamanan presiden. namun, di luar itu, ada banyak juga anggota rombongan lain seperti staf biro pers dan stafnya staf khusus. tentang perangkat yang melekat dan staf biro pers yang menjadi anggota rombongan tim pendahulu, lain kali kita bahas. kali ini mari kita bahas tentang stafnya staf khusus yang dilekatkan dalam rombongan tim pendahulu. jumlahnya tidak banyak memang, hanya satu atau dua. tetapi, stafnya staf khusus ini umumnya ada di setiap negara yang dikunjungi pak beye. kalau dalam satu rangkain kunjungan kenegaraan pak beye mengunjungi tiga negara, bisa tiga sampai lima stafnya staf khusus yang ikut mendahului juga. terbayang berapa biaya tiket pulang pergi, hotel, dan uang saku mereka dikalikan lamanya hari di luar negeri. memang tidak semua staf khusus memberangkatkan stafnya ke suatu negara. kalau ini terjadi bisa bangkrut negara karena ada satu staf khusus yang  punya 15 staf. hanya stafnya staf khusus istimewa saja yang hampir selalu diberangkatkan. umumnya, mereka adalah stafnya staf khusus bidang luar negeri dan juru bicara. mungkin karena banyak pekerjaannya. terhadap kehadiran stafnya staf khusus yang umumnya cantik-cantik ini, kami yang ikut dalam rombongan resmi senang-senang saja lantaran bisa menikmati juga jasanya. dari mereka, biasanya ada informasi tentang tempat belanja yang sudah lebih dahulu didatangi mereka. apalagi, dari anggaran negara, ada berlembar-lembar seratusan dollar amerika serikat yang dibagikan sebagai hak. mereka yang menerimanya bisa menggunakannya. untuk apalagi selain untuk berbelanja. kapan lagi bisa belanja pakai uang negara. karena itu, sekali lagi mari kita dukung rencana pembelian pesawat kepresidenan dengan tujuan mulianya penghematan. kalau bisa dan memungkinkan anggarannya, kita usulkan sekalian membeli pesawat kepresidenan yang besar sekali ukuran dan banyak daya tampungnya. dengan demikian, rombongan resmi dan rombongan pendahulu bisa berangkat bersama-sama. sementara rombongan pendahulu bekerja, rombongan resmi bisa menunggu sambil berencana belanja di tempat yang miring harganya agar sejalan dengan semangat mulia penghematan tentunya. salam hemat. [caption id="attachment_92059" align="alignnone" width="500" caption="pesawat kepresidenan yang disewa dari garuda indonesia. dengan dimilikinya pesawat kepresidenan, sewa tidak perlu dan penghematan bisa dilakukan. (2006/wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun