Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Panen Setelah Sembilan Tahun

7 Agustus 2009   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:51 3999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_3065" align="alignnone" width="500" caption="pak beye dan bu ani didampingi pak irwandi dan isterinya berpose saat diajak foto bersama warga aceh yang mengidolakan mereka (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption]

untuk anda yang menilai pak beye gagal dalam lima tahun terakhir, cobalah datang ke provinsi nanggroe aceh darussalam. provinsi yang mendunia karena gempa bumi dan tsunami 26 desember 2004 itu kini telah berbuah. dan perubahan itu dipetik bagaikan buah oleh pak beye.

ya, setelah sembilan tahun mengklaim merintis jalan damai bermartabat di provinsi paling barat itu, pak beye panen. tidak tanggung-tanggung panennya. dalam pilpres 2009 yang oleh kpu telah dinyatakan pemenangnya, pak beye yang berpasangan dengan pak boed memanen hampir semua suara pemilih.

karenanya, gubernur nanggroe aceh darussalam pak irwandi yusuf dengan bangga mempersembahkan hasil panen di wilayah yang semula hendak dikuasainya bersama gerakan aceh merdeka. pak irwandi mengemukakan di depan pak beye dan ribaun rakyat yang berkerumun di stadion haji dimurthala, tidak salah kalau rakyat aceh memilih pak beye dengan persentase 93,22 persen. sebuah persentase luar biasa dan merupakan persentase terbesar se-indonesia.

saat datang ke stadion yang separuh isinya adalah anak sekolah menengah tingkat atas itu, pak beye didampingi bu ani mengenakan pakaian adat aceh berwarna hitam. bu ani berjilbab sementara pak beye mengenakan kupiah meukutop warna merah dengan hiasan warna emas. tidak ketinggalan, di pinggang depan, pak beye menyelipkan rencong berwarna emas.

atas hasil panenan yang mulai disemai sejak menjabat sebagai menteri koordinator bidang politik dan keamanan tahun 2000, pak beye berterima kasih kepada rakyat aceh. amanah yang dipikulkan kepadanya akan dipertangungjawabkan dengan baik untuk menjadikan aceh maju lebih maju, aceh damai lebih damai.

pak beye ada di aceh dalam rangka membuka pekan kebudyaan aceh kelima. kegiatan yang direncanakan dilakukan periodik setiap lima tahun ini pertama dilakukan pada tahun 1958. tahun berikutnya adalah 1972, 1988, dan 2004. karena kegiatan ini, masyarakat aceh dari berbagai wilayah tumpah ruah di jalan-jalan. selain ingin menyaksikan pekan budaya yang dibuka hingga pukul 22.00, mereka juga ingin melihat presiden yang kembali dipilihnya.

sepanjang jalan, laki-laki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak berjejalan di tepi jalan memberi sambutan dengan melambai-lambaikan tangan.

setelah acara pembukaan dan peninjauan yang selesai menjelang magrib itu, dengan wajah berseri gembira, pak irwandi bersama isterinya yang cantik berfoto bersama dengan pak beye dan bu ani di lobi hotel hermes palace. pakaian adat aceh yang mereka kenakan tampak serasi. pak beye dan bu ani pun tersenyum saat juru foto istana memberi aba-aba.

satu, dua, tiga...pak beye dan bu ani lantas menuju kamar hotelnya diantar pak irwandi dan isterinya.

setelah yakin tidak akan lagi ada acara, saya keluar hotel menyewa taksi yang ada untuk mencari mie aceh yang terkenal kelezatannya. kepada pak ali, sopir taksi yang ramah, saya bertanya. bagaimana bisa rakyat aceh tidak memberi suara untuk pak kalla yang bekerja untuk damai aceh yang sekarang terasa.

sambil tersenyum pak ali berkata. pak kalla itu bekerja karena ada yang mengijinkan dan tentu saja memberi perintah. saya lebih memilih yang memberi ijin dari pada yang bekerja.

bersama pak ali, saya makan mie aceh yang bagi lidah saya biasa saja rasanya. sambil menunggu mie berminyak turun ke perut, saya teringat pengakuan pak irwandi yang terpesona dengan pak beye sejak masih meringkuk di tahanan tahun 2004. karena pesona pak beye itu, pak irwandi mengurungkan niatnya kabur dari penjara dan berjuang bersama teman-temannya dengan senjata untuk cita-cita aceh merdeka.

kepada pak beye, pak irwandi sepenuhnya percaya.

kepercayaan itu diwujudkan dengan 93,22 persen suara diprovinsi yang dipimpinnya.

setelah selesai makan mie, saya kembali ke hotel. dan ini yang kini terjadi di aceh. bahkan sampai malam pun, kedai kopi tetap ramai dikunjungi warga. jalan saya menuju hotel pun terhambat karena padatnya arus manusia. macet kini menjadi pemandangan umum di aceh yang telah berubah.

menurut kesaksian banyak warga, penduduk aceh saat ini bahkan lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk aceh sebelum tsunami merenggut ratusan ribu jiwa.

sampai di lobi hotel, saya duduk sejenak menunggu teman pemegang kunci kamar. tak lama kemudian, berkumpul belasan laki-laki separuh baya dengan postur nyaris seragam di dekat tempat duduk saya. setelah mengamati-amati, saya temukan kepala bin pak syamsir siregar ada di antara mereka yang bergurau sambil terbahak-bahak tertawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun