sambil tersenyum pak ali berkata. pak kalla itu bekerja karena ada yang mengijinkan dan tentu saja memberi perintah. saya lebih memilih yang memberi ijin dari pada yang bekerja.
bersama pak ali, saya makan mie aceh yang bagi lidah saya biasa saja rasanya. sambil menunggu mie berminyak turun ke perut, saya teringat pengakuan pak irwandi yang terpesona dengan pak beye sejak masih meringkuk di tahanan tahun 2004. karena pesona pak beye itu, pak irwandi mengurungkan niatnya kabur dari penjara dan berjuang bersama teman-temannya dengan senjata untuk cita-cita aceh merdeka.
kepada pak beye, pak irwandi sepenuhnya percaya.
kepercayaan itu diwujudkan dengan 93,22 persen suara diprovinsi yang dipimpinnya.
setelah selesai makan mie, saya kembali ke hotel. dan ini yang kini terjadi di aceh. bahkan sampai malam pun, kedai kopi tetap ramai dikunjungi warga. jalan saya menuju hotel pun terhambat karena padatnya arus manusia. macet kini menjadi pemandangan umum di aceh yang telah berubah.
menurut kesaksian banyak warga, penduduk aceh saat ini bahkan lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk aceh sebelum tsunami merenggut ratusan ribu jiwa.
sampai di lobi hotel, saya duduk sejenak menunggu teman pemegang kunci kamar. tak lama kemudian, berkumpul belasan laki-laki separuh baya dengan postur nyaris seragam di dekat tempat duduk saya. setelah mengamati-amati, saya temukan kepala bin pak syamsir siregar ada di antara mereka yang bergurau sambil terbahak-bahak tertawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H