Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sepuluh Perintah

26 Februari 2010   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

masih segar di ingatan tentang langkah-langkah pemerintah ketika menghadapi dampak krisis keuangan global ke indonesia. pak beye sebagai kepala pemerintahan yang waktu itu memimpinnya. tidak hanya kepada anggota pemerintah yang dipimpinnya, pak beye memaparkan langkah-langkahnya juga kepada pemilik media massa. kesegaran ingatan saya makin terbantu setelah saya menemukan bahan ujaran dan perintah pak beye ketika itu. dalam ujaran yang disampaikan di tempat pak hatta rajasa mendapatkan jabatan barunya, pak beye menyampaikan sepuluh perintah. mirip-mirip nabi musa juga, terutama tentang bagaimana orang harus mematuhinya. soal sepuluh perintah pak beye itu, besok-besok saja saya sampaikan kepada anda. kalau saya sampaikan semua dalam postingan ini juga, akan kebanyakan nantinya. lagi pula, saya masih butuh bahan untuk menulis untuk esok harinya hahahaha. di postingan ini, saya hanya ingin menyampaikan pengantar dan landasan yang dipijak pak beye untuk mengeluarkan sepuluh perintahnya. sepuluh perintahnya dibungkus dalam judul "pelihara momentum pertumbuhan, selamatkan perekonomian kita dari krisis keuangan global". seperti dalam hampir semua arahannya, dalam arahan untuk menyampaikan sepuluh perintahnya itu, pak beye tidak lupa menyematkan sejumlah kata dan kalimat dalam bahasa inggris. untuk masuk ke sepuluh perintah itu, pak beye berpijak pada "critical question" yaitu, "apakah dampak krisis keuangan amerika serikat ini sangat serius sehingga kita dapat kembali pada situasi krisis ekonomi tahun 1998/1999 yang lalu?" pak beye lantas menjawab sendiri: "inysa allah, tidak. mengapa?" "prakondisi, faktor pemburuk, dan  isu-isu non-ekonomi yang membikin krisis 1998 sungguh parah tidak terjadi atau tidak sama dengan keadaan 2008 ini." salam krisis. [caption id="attachment_82261" align="alignnone" width="500" caption="pak beye memimpin perangkatnya membelah kemacetan parah di tol jagorawi. karena tak tembus juga, pak beye membonceng motor patwal menuju sirkuit sentul. (2006.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun