[caption id="attachment_2496" align="alignnone" width="500" caption="pak sudi membisikkan sesuatu kepada pak beye di bawah pohon ki hujan, taman dalam istana negara (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption] pada mulanya memang demikian. sekitar tahun 2001, pak beye menyuruh pak jimly asshidiqie untuk membikin partai yang sekarang telah berumur tujuh tahun dan bernama demokrat. namun, pak jimly tidak percaya. saat suruhan itu disampaikan kepadanya, penyampainya adalah seorang pengusaha pak vence rumangkang dan seorang dosen achmad mubarok. suruhan itu disampaikan saat mereka bertiga makan. perkenalan intensif pak beye dan jimly terjadi pada masa pemerintahan pak bj habibie. pak beye dan pak jimly duduk dalam tim reformasi. pak beye membidangi masalah politik sementara pak jimly membidangi masalah hukum. perkenalan dan intensitas pertemuan ide dan gagasan itu menumbuhkan kesepahaman. pak beye sreg dan bisa mempercayai pak jimly. begitu juga sebaliknya tampaknya. namun, untuk urusan mendirikan partai seperti diminta pak beye yang disampaikan saat makan, pak jimly tidak percaya. selang beberapa hari setelah makan, pak sudi yang masih menjadi sekretaris menko polkam yang dijabat pak beye menelpon pak jimly. pak sudi dari telepon saat itu berujar, "menko polkam mau bicara." setelah pembicaraan terjadi, ujung-ujungnya pak beye menyampaikan maksudnya untuk mendirikan partai politik sebagai kendaraan untuk cita-citanya menjadi presiden. dalam pembicaraan via telepon itu, pak jimly menjawab, " pak beye, saya berpendapat, ahli hukum tata negara sangat kurang. pak yusril sudah di pbb. pak mahfud di pkb. biarlah saya jadi begini saja, jadi akademisi." atas penjelasan itu, pak beye merelakan pak jimly. pak jimly lantas berjanji akan memberi dukungan, meskipun tidak secara resmi. "untung saya tidak masuk partai demokrat saat itu. kalau masuk, saya tidak jadi ketua mahkamah konstitusi. atau untung saat saat itu belum masuk ya," ujar pak jimly. cerita nostalgia kedekatan pak jimly dan pak beye ini disampaikan pak jimly kepada seluruh pimpinan partai demokrat saat rapimnas ii di hall d, ji expo, kemayoran, jakarta. tanpa saya jelaskan lebih rinci maksudnya, anda semua pasti sudah paham apa maksud cerita nostalgia pak jimly. di tengah upaya pak beye mencari calon wakil presiden, pak jimly mungkin ingin juga masuk dalam bursa. tidak jadi cawapres juga tidak mengapa. bukankah banyak lowongan jabatan kalau jabatan kedua akhirnya diraih pak beye dan cawapresnya. sumbangan pak jimly lumayan juga. bukankah pak beye belum menemukan ahli senior di bidang hukum tata negara? bagaimana menurut anda? ngomong-ngomong, kok gak bisa lagi mengunggah foto ya kang pepih ya? padahal saya punya foto untuk anda semua :( akhirnya terunggah juga fotonya. selamat menikmati ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H