[caption id="attachment_26478" align="alignleft" width="211" caption="pak sudi yang dipercaya penuh pak beye sungkem di istana merdeka (2005.wisnunugroho)"][/caption] saya tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi di ruang rapat kantor presiden. yang saya lihat di berita hampir semua televisi, pak beye geram saat memimpin rapat kabinet terbatas soal krisis listrik di jakarta dan penanganan banjirnya. di siaran televisi itu, pak beye tampak lelah wajahnya. kantung matanya tebal dan menghitam. rambutnya mumbul karena tidak diminyaki seperti biasanya. pipinya makin gembil karena mungkin banyak ngemil tahu goreng sumedang yang dibawa dari jakarta ketika mengikuti jadwal padat ktt apec di singapura. mata pak beye terlihat seperti mata orang yang kurang tidur juga. malam sebelumnya mungkin pak beye begadang setelah menerima jaksa agung pak hendarman dan kepala polri pak bambang. rekomendasi tim delapan yang telah menuntaskan kerjanya dijadikan bahan pembicaraan di cikeas dan saya yakin dibaca kembali oleh pak beye. bu ani yang setia pasti ikut menemani. kembali ke suasana di kantor presiden. usai geram memimpin rapat kabinet terbatas, jumpa pers dilakukan. kali ini, yang tampil adalah pak sudi. anda tahu kan pak sudi? ya pak sudi seperti diakui pak beye adalah orang yang paling dekat dengan pak beye setelah bu ani. hubungan keduanya lebih dari 10 tahun menumbuhkan kedekatan itu. wajar menurut saya jika kemudian pak sudi duduk sebagai menteri sekretaris negara. jabatan sekretaris negara harus diisi oleh orang yang benar-benar dapat dipercaya untuk apa saja. tidak ada yang aneh sebenarnya dari jumpa pers di kantor presiden usai rapat kabinet terbatas soal krisis listrik. setiap setelah sidang kabinet atau ada tamu yang diterima pak beye, jumpa pers selalu dilakukan. bedanya mungkin pada penyampai jumpa pers. sebelumnya hampir selalu pak andi menyampaikan jumpa pers. setelah diangkat menjadi menteri, hampir pasti bukan pak andi lagi yang menyampaikan jumpa pers. seperti saya baca di situs presidensby.info, materi jumpa pers yang disampaikan pak sudi membuat saya tersenyum. anda yang menyatakan telah ada perubahan selama lima tahun terakhir harap mempertimbangkan ulang penilaian. membaca materi jumpa pers, saya kembali teringat apa yang dilakukan pak beye lima tahun lalu. agar nyaman, saya kutipkan penuh ujaran pak sudi, "apabila ada di kantor-kantor itu ruangan yang tidak digunakan, harus selalu dimatikan, termasuk peralatan listrik. contoh kalau kita meninggalkan kantor, kita matikan lampu-lampu yang tidak perlu. begitu juga perlatan listrik dan sebagainya. saya kira ini akan sangat berarti, terutama dalam situasi kita menghadapi kesulitan seperti yang kita hadapi sekarang.” kita bisa memperdebatkan materi jumpa pers di tengah krisis listrik yang tengah terjadi. namun, kita tunda saja perdebatan soal itu. saya hanya ingin mengemukakan, hal sama dikatakan pak beye juga ketika harga minyak dunia melonjak dan membuat harga bbm naik ketika belum satu tahun pemerintahan pak beye berjalan. menambahkan seruan untuk hemat listrik itu, pak sudi mengemukakan, "oleh sebab itu, secara resmi nantinya akan kita keluarkan instruksi presiden berkaitan dengan hal itu." hmmm, inpres lagi. persis seperti kejadian lima tahun lalu. saat krisis listrik karena melonjaknya harga minyak dunia, seruan hemat listrik disampaikan dan dikeluarkan inpres seperti dimaksud pak sudi. saya tidak tahu kenapa diperlukan inpres lagi. apakah inpres berlaku hanya pada masa seorang presiden menjabat? untuk inpres sama lima tahun lalu, seruannya disampaikan lebih dramatis oleh pak beye sendiri. dengan mengenakan batik lengan pendek merek batik keris warna coklat, pak beye menyerukan hemat penggunaan listrik dengan memakai pakaian seperti yang dikenakan. batik lengan pendek dirasa nyaman untuk membuat pendingin ruangan distel pada suhu 25 derajat celsius. banyak uang bisa dihemat ketika suhu ruangan distel pada 25 derajat. begitu kata pak beye. seruan tinggal seruan. praktik di lapangan perkara lain lagi. usai secara dramatis pak beye menyampaikan seruan, kegemaran para pejabat negara mengenakan kemeja lengan panjang dengan dasi terikat di leher dan jas hitam tidak menghilang. bahkan, ketika tengah menerima pak yunus dari gremeen bank, semua pejabat kecuali pak kalla mengenakan setelah jas hitam. selain janggal dengan seruan hemat energi, penampilan para pejabat itu kontras dengan bahan pembicaraan: kemiskinan dan upaya mengentaskannya. penampilan para pejabat kita kontras dengan penampilan pak yunus yang tampil bersahaja dengan kemeja panjang tidak dimasukkan dan rompi kedodorannya yang pasti nyaman di iklim tropis. melihat pak sudi tampil dengan seruan yang saya dengar lima tahun lalu tanpa konsekuensi pelaksanaan, saya hanya tersenyum. tanpa perubahan, sejarah akan terus berulang. untuk tim delapan, saya juga agak yakin juga demikian. salahnya memilih nama delapan yang tidak ada ujung dan tidak ada pangkal. salam dari jogja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H